Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim
|
|
- Κυβηλη Βλαχόπουλος
- 7 χρόνια πριν
- Προβολές:
Transcript
1 Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim Yudi Arpa #1, Muhammad Subhan #, Riry Sriningsih # #Jurusan Matematika, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751) , Indonesia 1 yudi.arpa90@gmail.com Abstract- Effect of season is one of the factors that need to be noted in the predation. In this study, used the four seasons, summer, winter, spring, and autumn, where the amount of predation different every season. The study began by establishing a mathematical model of predation to the effect of the season. In this model, the population is divided into two, prey populations and predator populations. With useful analysis model using perturbation theory note that the effect of the season had a significant effect on the growth patterns of prey and predator populations, where at any given time pattern of prey and predator population Growth Is changing. Keyword :Predator-Prey, Seasonal effect, Mathematical models, Perturbation theory. Abstrak- Pengaruh musim merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mangsa dan pemangsa. Dalam penelitian ini digunakan 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi, dimana jumlah pemangsaan disetiap musim berbeda. Penelitian ini dimulai dengan membentuk model matematika mangsa pemangsa dengan pengaruh musim. Pada model ini populasi dibagi menjadi a, yaitu populasi mangsa dan populasi pemangsa. Dari anilisis model dengan menggunakan teori perturbasi diketahui bahwa pengaruh musim memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola pertumbuhan populasi mangsa dan pemangsa, dimana pada rentang waktu tertentu pola pertumbuhan populasi mangsa dan pemangsa mengalami perubahan. Kata kunci : Mangsa-Pemangsa, Pengaruh musim, Model matematika, Teori Perturbasi. PENDAHULUAN Setiap organisme di alam ini tidak ada yang dapat hip sendiri, mereka akan selalu membutuhkan satu sama lain, salah satu kebutuhannya adalah berinteraksi, baik dengan sesama jenisnya maupun dengan lingkungannya [2]. Dalam kehipan salah satu bentuk interaksi yang terjadi adalah proses predasi (antar predator-prey). Predasi merupakan suatu interaksi antara mangsa dan pemangsa, dimana mangsa sangat bergantung kepada mangsanya. Dalam kehipan, salah satu bentuk interaksi yang terjadi adalah proses predasi (antar predator-prey). Hal ini terjadi karena setiap organisme akan berusaha untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hipnya dengan cara mencari makanan. Predasi merupakan suatu interaksi antara mangsa dan pemangsa, dimana pemangsa sangat bergantung kepada mangsanya. Interaksi mangsa dan pemangsa ini ditampilkan dalam bahasa matematika yang dikenal dengan model matematika. Solusi dari model ini dapat memberikan informasi tentang dinamika suatu populasi [3]. Dinamika ini memperlihatkan dalam kedaan bagaimana ekosistem dapat seimbang. Model mangsa pemangsa yang terkenal adalah model Lotka-Volterra. Model Lotka-Volterra berbentuk : = αu βuv = ρβuv γv Pada model ini diberikan contoh interaksi antara ikan kecil dan hiu. Asumsi dari model ini adalah sumber makanan untuk ikan kecil tidak terbatas, sehingga tingkat pertumbuhan ikan tanpa adanya pemangsa akan konstan, tingkat kematian hiu tanpa adanya mangsa juga akan konstan. Kehadiran pemangsa akan menurunkan tingkat pertumbuhan ikan kecil dan menaikan tingkat pertumbuhan hiu. Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi pemangsaan, salah satunya adalah pengaruh musim. Contohnya interaksi antara serigala dan rusa besar (moose) di Isle Royal. Pemangsaan serigala berbeda pada setiap musimnya. Pada musim dingin, rusa bertahan hip dengan cara mengais ranting dan tunastunas tumbuhan yang tidak tertutup salju.. Dengan ketebalan salju di musim dingin akan mempermudah
2 serigala untuk memangsa rusa besar. Hal ini disebabkan oleh semakin tebal salju maka akan membuat rusa besar sulit bergerak, hal itu sangat menguntungkan bagi serigala. Mereka tidak bersusahpayah untuk memangsa rusa. Sedangkan ketika salju mulai menipis serigala akan kesulitan untuk memangsa rusa besar. Pada model Lotka-Volterra pengaruh musim belum diperhitungkan. Padahal disetiap musim pemangsaan yang terjadi tidak konstan. Contohnya interaksi antar serigala dan Rusa Besar (moose). Dengan ketebalan salju dimusim dingin akan mempermudah serigala untuk memangsa. Hal ini disebakan oleh salju yang dalam akan menguntungkan bagi serigala untuk memangsa, karena mangsa akan sulit bergerak. Sedangkan ketika salju mulai menipis serigala akan sulit untuk memangsa Rusa Besar (moose). METODE Penelitian ini adalah penelitian dasar (teoritis) dengan menggunakan teori yang relevan berdasarkan studi kepustakaan. Langkah kerja yang akan dilakukan adalah Mempelajari bagaimana interaksi antara mangsa dan pemangsa sehingga diperoleh asumsi-asumsi yang dapat digunakan untuk membentuk model. Menentukan asumsiasumsi pembentukan model. Mengaitkan hubungan antara variabel pada model dengan asumsi yang telah dibuat. Membangun dan membentuk model. Menganalisa model menggunakan metode perturbasi. Menginterpretasikan hasil dari analisis yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam membentuk model matematika mangsa pemangsa dengan pengaruh musim digunakan beberapa variabel yaitu u jumlah populasi mangsa. v jumlah populasi mangsa. parameter yang digunakan adalah α tingkat pertumbuhan mangsa, β tingkat kematian mangsar karena pemangsaan oleh pemangsa, ρ efisiensi pemangsaan mangsa oleh pemangsa, γ tingkat kematian pemangsa, ε tingkat fluktuasi, T periode pemangsaan. Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Dengan ketiadaan pemangsa, populasi mangsa akan tumbuh sesuai denga hukum pertumbuhan Malthus, yaitu : = αu bahwa laju pertumbuhan populasi mangsa berbanding lurus dengan populasi yang ada pada saat itu. 2. Dengan adanya pemangsa dan pengaruh musim, laju pertumbuhan mangsa berkurang, sebanding dengan populasi pemangsa. Maka model pertumbuhan mangsa, menjadi : = αu β 1 + εsin T t uv 3. Dengan ketiadaan mangsa, populasi mangsa akan menurun, yaitu : = γv 4. Dengan adanya mangsa dan pengaruh musim, laju pertumbuhan pemangsa akan naik sebanding dengan populasi mangsa. Maka model pertumbuhan mangsa menjadi : = ρβ 1 + εsin t uv γv T Sehingga model mangsa pemangsa dengan pengaruh musim : = αu β 1 + εsin t uv (1) T = ρβ 1 + εsin t uv γv (2) T A. Analisis Model Untuk menganalisis model diatas, digunakan teori perturbasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.ubah persamaan diferensial (13) dan (14) menjadi,: u αu + β 1 + εsin rt uv = 0 (3) v ρβ 1 + εsin rt uv + γv = 0 (4) Ekspansi terhadap u. u t = u 0 t + εu 1 t + (5) Ekspansi terhadap v. v t = v 0 t + εv 1 t + (6) Subtitusi (5) dan (6) ke (1) dan (2), sehingga diperoleh: 1. Untuk persamaan (1). (u 0 + εu 1 ) α(u 0 + εu 1 ) + β 1 + εsin diperoleh T t (u 0 + εu 1 + )(v 0 + εv 1 ) = 0 (u 0 αu 0 + βu 0 v 0 ) + ε u 1 αu 1 + βu 1 v 0 + βu 0 v 1 + βsin 0v 0 + ε 2 βu 1 v 1 + βsin 1v 0 + βsin 0v 1 + ε 3 βsin 1v 1 = 0 sehingga O ε 0 : u 0 + u 0 βv 0 α = 0 O ε 1 : u 1 + u 1 βv 0 α = (βu 0 v 1 + βsin )
3 Untuk orde nol u 0 + u 0 βv 0 α = 0 misal u 0 = y sehingga diperoleh y + y βv 0 α = 0 Sehngga diperoleh y = Ce α βv 0 t u 0 = Ce α βv 0 t 2. Untuk persamaan (2). (v 0 + εv 1 ) ρβ 1 + εsin Diperoleh T t (u 0 + εu 1 )(v 0 + εv 1 ) + γ v 0 + εv 1 = 0 (v 0 ρβu 0 v 0 + v 0 γ) + ε v 1 ρβu 1 v 0 ρβu 0 v 1 ρβsin ρβsin T t u 1v 0 u 0 v 1 ρβsin T t + ε3 ρβsin T t u 1v 1 = 0 Sehingga diperoleh O ε 0 : v 0 + v 0 γ ρβu 0 = 0 O ε 1 : v 1 + v 1 γ ρβu 0 = ρβu 1 v 0 + ρβsin Untuk orde nol v 0 + v 0 γ ρβu 0 = 0 misal v 0 = y maka y + y γ ρβu 0 = 0 Sehingga diperoleh y = Ce (ρβu 0 γ)t v 0 = Ce (ρβu 0 γ)t Untuk orde satu v 1 + v 1 γ ρβu 0 = ρβu 1 v 0 + ρβsin misal v 1 = x, γ ρβu 0 = w dan ρβu 1 v 0 + ρβsin = z maka x + xw = z dx + xw = z x = C z w v 1 = C ρβu 1v 0 +ρβsin γ ρβu 0 Jadi diperoleh u = e α βv 0 t ε (βu 0v 1 +βsin ) βv 0 α + C + (7) v = e (ρβu 0 γ)t + ε ρβu 1v 0 +ρβsin + C + (8) γ ρβu 0 Hampiran solusi dari metode perturbasi adalah : u = u 0 + εu 1 + v = v 0 + εv 1 + Ketika ε = 0, diperoleh : u = u 0 (9) v = v 0 (10) Subtitusi (9) dan (10) ke (7) dan (8), sehingga α βv t u = e ln u = α βv t d ln u = d α βv t 1 u Untuk orde 1 u 1 + u 1 βv 0 α = (βu 0 v 1 + βsin 0v 0 ) Sehingga diperoleh u 1 = C (βu 0v 1 +βsin ) βv 0 α + v 1 γ + ε 2 ρβu 1 v 1 = α βv = α βv u = αu βuv Langkah yang sama kita lakukan terhadap (8) (ρβu γ)t v = e ln v = (ρβu γ)t d ln u = d (ρβu γ)t 1 = (ρβu γ) v = (ρβu γ)v = ρβuv γv Jadi ketika ε = 0, kembali ke persamaan Lotka-Volterra B. Simulasi model Pengaruh ε terhadap pola pertumbuhan populasi mangsa dan pemangsa. Jika ԑ kecil 0,1 maka pola pertumbuhan populasi mangsa naik monoton hingga mencapai pertumbuhan maksimum pada pertengahan musim dingin, kemudian turun monoton hingga mencapai pertumbuhan minimum pada pertengahan musim semi. Sedangkan untuk populasi pemangsa turun monoton hingga mencapai pertumbuhan minimum pada awal musim panas, kemudian naik monoton hingga mencapai pertumbuhan maksimum pada pertengahan musim gugur. Jika ε ditingkatkan menjadi 0,3 terdapat beberapa perubahan pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa. Pertama terjadi pada rentang awal musim semi sampai awal musim gugur tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap populasi mangsa dan pemangsa. Kea, terjadi pada rentang pertengahan musim dingin sampai awal musim panas. Untuk mangsa terdapat a populasi maksimum yaitu populasi maksimum global dan
4 maksimum lokal, dimana pada rentang ini populasi mangsa akan mencapai populasi maksimum global, kemudian turun dan naik lagi sampai mencapai populasi maksimum lokal. Sedangkan untuk pemangsa akan mengikuti perubahan yang terjadi pada pola pertumbuhan mangsa. Jika ε ditingkatkan lagi menjadi 0,5 pada rentang pertengahan musim dingin sampai awal musim panas dimana populasi mangsa naik hingga mencapai populasi maksimum lokal, kemudian turun dan naik lagi hingga mencapai populasi maksimum global. Pada rentang pertengahan musim semi sampai pertengahan musim gugur dimana populasi mangsa turun hingga populasi minimum global kemudian naik dan turun lagi hingga populasi minimal lokal, dimana populasi minimum lokal semakin mendekati populasi minimum global. Sedangkan untuk populasi pemangsa akan selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada mangsa. Jika ε ditingkatkan lagi menjadi 0,7 pada pertengahan musim dingin sampai awal musim panas dimana populasi mangsa mencapai populasi maksimum lokal, kemudian turun dan naik lagi hingga mencapai populasi maksimum global, dimana populasi maksimum lokal semakin berkurang sedangkan populasi maksimum global semakin bertambah. Pada rentang pertengahan musim semi sampai pertengahn musim gugur dimana populasi mangsa mencapai populasi minimum global kemudian naik dan turun lagi mencapai populasi minimum lokal, dimana jumlah populasi minimum lokal akan semakin mendekati jumlah populasi minimum global. Sedangkan untuk populasi pemangsa akan selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada populasi mangsa. Sedangkan untuk populasi pemangsa pada rentang ini berubah tapi tidak terlalu berpengaruh. Seperti pada gambar 1, dengan u=50, v=20, α = 0,0065, β = 0,00055, γ = 0,005, ω = 0,0172. ε = 0,01 ε = 0,03 ε = 0,05 ε = 0,07 Gambar 1. Simulasi pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa ketika fluktasi musim berubah. Pengaruh perubahan nilai awal populasi mangsa dan pemangsa. Jika rasio antara mangsa dan pemangsa kecil, dimana jumlah mangsa lebih banyak dari jumlah pemangsa maka tidak ada perubahan yang terjadi pada pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa, akan tetapi ada bagian yang berubah, namun tidak mempengaruhi pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa, yaitu pada awal
5 musim semi sampai awal musim dingin dan awal musim semi sampai akhir musim dingin. Jika rasio antara mangsa dan pemangsa lebih besar maka terjadi perubahan pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa, dimana populasi mangsa terlebih dahulu mencapai populasi maksimum lokal, kemudian turun dan naik lagi hingga mencapai populasi maksimum global pada rentang pertengahan musim semi sampai awal musim gugur, sedangkan untuk populasi pemangsa cenderung mengikuti perubahan populasi mangsa. Untuk selang awal musim semi sampai awal musim dingin terjadi perubahan akan tetapi tidak mempengaruhi pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa. Untuk selang awal musim semi sampai akhir musim dingin terjadi perubahan pola pertumbuhan mangsa, dimana populasi mangsa mencapai populasi minimum global, kemudian naik dan turun lagi hingga mencapai populasi minimum lokal. Jika rasio mangsa dan pemangsa semakin besar maka terjadi perubahan pola, dimana populasi mangsa mencapai pertumbuhan maksimum pada selang awal musim gugur sampai pertengahan musim dingin dengan pola populasi mangsa mencapai populasi maksimum lokal, kemudian turun dan naik lagi hingga mencapai populasi maksimum global. Sedangkan untuk populasi minimum terjadi pada selang pertengahan musim dingin sampai awal musim panas dengan pola pertumbuhan populasi mangsa mencapai populasi minimum lokal kemudian naik dan turun lagi hingga mencapai populasi minimum global. Sedangkan untuk pemangsa cenderung mengikuti perubahana yang terjadi pada populasi mangsa. Jika rasio antara mangsa dan pemangsa semakin besar lagi maka pada selang awal musim gugur sampai pertengahan musim dingin jarak antara populasi maksimum global dan populasi maksimum lokal semakin menjauh. Sedangkan untuk selang pertengahan musim dingin sampai awal musim panas jarak antara populasi minimum global dan local makindekat. Untuk pemangsa cenderung mengikuti perubahan yang terjadi pada populasi mangsa. u = 50, v = 25, ε = 0,4 (b). u = 50, v = 20, ε = 0,4 u = 50, v = 8, ε = 0,4 u = 50, v = 6, ε = 0,4 Gambar 2. Simulasi pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa ketika nilai awal populasi mangsa dan pemangsa berubah. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Model matematika mangsa pemangsa dengan pengaruh musim diperoleh sebagai berikut : = αu β 1 + εsin ωt uv
6 = ρβ 1 + εsin ωt uv γv Sistem diatas memimilki solusi hampiran sebagai berikut: u = e α βv 0 t ε βu 0v 1 +βsin βv 0 α v = e ρβu 0 γ t + ε ρβu 1v 0 +ρβsin γ ρβu 0 + C + + C + Semakin besar ε maka pada rentang waktu-waktu tertentu akan mengalami perubahan pola pertumbahan pemangsa. Terdapat tiga rentang waktu, pertama antara awal musim semi sampai awal musim gugur terjadi perubahan akan tetapi tidak terlalu berpengaruh untuk populasi mangsa dan pemangsa. Kea antara pertengahan musim dingin sampai awal musim panas populasi mangsa maksimum lokal akan semakin berkurang dan populasi mangsa maksimum global akan semakin bertambah. Untuk populasi pemangsa akan selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada populasi mangsa. Ketiga antara pertengahan musim semi sampai pertengahan musim gugur populasi minimum lokal akan semakin mendekati populasi minimum global dan untuk populasi pemangsa terjadi perubahan akan tetapi tidak terlalu berpengaruh. Ketika nilai awal yang dirubah terdapat tiga kondisi yaitu, Jika rasio kecil maka pola pertumbuhan antara mangsa dan pemangsa mirip pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa pada model Lotka-Volterra. Jika rasio antara mangsa dan pemangsa semakin besar maka pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa mulai berubah dari pola pertumbuhan mangsa pemangsa pada model Lotka- Volterra. Jika rasio antara mangsa dan pemangsa semakin besar lagi maka pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa kembali mirip dengan pola pertumbuhan mangsa dan pemangsa pada model Lotka-Volterra. REFERENSI [1] Arpa, Yudi (2013). Model Mangsa dan Pemangsa dengan Pengaruh Musim. UNP. Padang. [2] Aryulina, Diah, dkk (2006). Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Erlangga. [3] Brauer, Fred Dan Castillo, Carlos. (2000). Mathematical Models in Population Biology and Epidemiology. New York : Springer. [4] Hale, Jack and Kocak, Huseyin. (1991). Dynamics and Bifurcation. New York : Springer. [5] Clark, James S. (2007). Model for Ecology Data. Prince University Press.
Kalkulus Multivariabel I
Limit dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Operasi Aljabar pada Pembahasan pada limit untuk fungsi dua peubah adalah memberikan pengertian mengenai lim f (x, y) = L (x,y) (a,b) Masalahnya adalah
Διαβάστε περισσότεραPersamaan Diferensial Parsial
Persamaan Diferensial Parsial Turunan Parsial f (, ) Jika berubah ubah sedangkan tetap, adalah fungsi dari dan turunanna terhadap adalah f (, ) f (, ) f (, ) lim 0 disebut turunan parsialpertama dari f
Διαβάστε περισσότεραKalkulus Multivariabel I
Fungsi Dua Peubah atau Lebih dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 dengan Dua Peubah Real dengan Dua Peubah Real Pada fungsi satu peubah f : D R R D adalah daerah asal (domain) suatu fungsi
Διαβάστε περισσότεραKalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia
Kalkulus 1 Sistem Bilangan Real Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa
Διαβάστε περισσότεραLABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR
TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL III TNR 1 Space.0 STATISTIK
Διαβάστε περισσότεραMatematika
Sistem Bilangan Real D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa D3 Analis Kimia angkatan
Διαβάστε περισσότεραPengantar Proses Stokastik
Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang
Διαβάστε περισσότεραPengantar Proses Stokastik
Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang
Διαβάστε περισσότεραTEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan
TKS 6112 Keandalan Struktur TEORI PELUANG* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Sebuah bangunan dirancang melalui serangkaian perhitungan yang cermat terhadap beban-beban rencana dan bangunan tersebut
Διαβάστε περισσότεραSebaran Peluang Gabungan
Sebaran Peluang Gabungan Peubah acak dan sebaran peluangnya terbatas pada ruang sampel berdimensi satu. Dengan kata lain, hasil percobaan berasal dari peubah acak yan tunggal. Tetapi, pada banyak keadaan,
Διαβάστε περισσότεραPERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari
PERSAMAAN KUADRAT 0. EBT-SMP-00-8 Pada pola bilangan segi tiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke- a. 8 b. 6 c. d. 6 0. EBT-SMP-0-6 (a + b) = a + pa b + qa b + ra b + sab + b Nilai p q = 0 6 70 0. MA-77-
Διαβάστε περισσότεραartinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Perhitungan Manual Statistik T 2 -Hotelling pada Garut Jantan dan Ekor Tipis Jantan Hipotesis: H 0 : U 1 = U 2 H 1 : U 1 U 2 Rumus T 2 -Hotelling: artinya vektor nilai rata-rata
Διαβάστε περισσότεραKalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat
Kalkulus 1 Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam sistem koordinat, yaitu:
Διαβάστε περισσότεραPerubahan dalam kuantiti diminta bagi barang itu bergerak disepanjang keluk permintaan itu.
BAB 3 : ISI RUMAH SEBAGAI PENGGUNA SPM2004/A/S3 (a) Rajah tersebut menunjukkan keluk permintaan yang mencerun ke bawah dari kiri ke kanan. Ia menunjukkan hubungan negatif antara harga dengan kuantiti diminta.
Διαβάστε περισσότεραTransformasi Koordinat 2 Dimensi
Transformasi Koordinat 2 Dimensi RG141227 - Sistem Koordinat dan Transformasi Semester Gasal 2016/2017 Ira M Anjasmara PhD Jurusan Teknik Geomatika Sistem Koordinat 2 Dimensi Digunakan untuk mempresentasikan
Διαβάστε περισσότεραPumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc
Semester Ganjil 2013 Jum at, 08.11.2013 Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc Email: kurnia.saputra@gmail.com Jurusan Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala
Διαβάστε περισσότεραSistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar
untuk Fakultas Pertanian Uhaisnaini.com Contents 1 Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam
Διαβάστε περισσότεραINVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR
INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS Oleh MUHAMMAD FAJAR 2016 ABSTRAK Judul Penelitian : Investigasi Empirik Kekuatan Uji KPSS Kata Kunci : Uji KPSS, Data Generating Process, Persentase Keputusan Salah
Διαβάστε περισσότεραPENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN OLEH : IRFAN (A1CI 08 007) PEND. MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012 A. Definisi Konseptual Keterampilan sosial merupakan kemampuan
Διαβάστε περισσότεραKonvergen dalam Peluang dan Distribusi
limiting distribution Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika July 5, 2014 Outline 1 Review 2 Motivasi 3 Konvergen dalam peluang 4 Konvergen dalam distribusi Back Outline 1 Review 2 Motivasi
Διαβάστε περισσότεραBilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016
Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat March 5, 2016 Asal Usul Bilangan Euler e 1 1. Bilangan Euler 2 3 4 Asal Usul Bilangan Euler e Bilangan Euler atau e = 2, 7182818284...
Διαβάστε περισσότεραKalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018
Kalkulus Elementer Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018 Nanda Arista Rizki, M.Si. Kalkulus Elementer 1/83 Referensi: 1 Dale Varberg, Edwin
Διαβάστε περισσότεραKONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS
KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS HIPOTESIS Hipotesis = Tekaan atau jangkaan terhadap penyelesaian atau jawapan kepada masalah kajian Contoh: Mengapakah suhu bilik kuliah panas? Tekaan atau Hipotesis???
Διαβάστε περισσότεραSebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO
Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND Kompetensi menguraikan ciri-ciri suatu kurva normal menentukan luas daerah dibawah kurva normal menerapkan sebaran normal dalam
Διαβάστε περισσότεραPengantar Proses Stokastik
Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Perilaku bunuh diri kini kian menjadi-jadi. Hesti (nama sebenarnya) adalah sebuah contoh. Dia pernah melakukan percobaan bunuh diri,
Διαβάστε περισσότεραBAB 3 PERENCANAAN TANGGA
BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Semakin sedikit tersedianya luas lahan yang digunakan untuk membangun suatu bangunan menjadikan perencana lebih inovatif dalam perencanaan, maka pembangunan tidak
Διαβάστε περισσότεραANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM
ANALSS LTA ELEKTK ANALSS LTA ELEKTK OBJEKTF AM Unit Memahami konsep-konsep asas Litar Sesiri, Litar Selari, Litar Gabungan dan Hukum Kirchoff. OBJEKTF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Menerangkan
Διαβάστε περισσότεραTH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun
TH383 Realiti Maa Transformasi 3D menggunakan multiplikasi matriks untuk hasilkan kompaun transformasi menggunakan kompaun transformasi - hasilkan sebarang transformasi dan ungkapkan sebagai satu transformasi
Διαβάστε περισσότεραPengantar Proses Stokastik
Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Matriks Peluang Transisi Matriks Stokastik Chapman-Komogorov Equations Peluang Transisi Tak Bersyarat Perilaku bunuh diri kini kian
Διαβάστε περισσότεραSTRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER
STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Winda Tri Wahyuningtyas Gati Annisa Hayu Plate Girder Plate girder adalah balok besar yang dibuat dari susunan yang disatukan
Διαβάστε περισσότεραA. Distribusi Gabungan
HANDOUT PERKULIAHAN Mata Kuliah Pokok Bahasan : Statistika Matematika : Distibusi Dua peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Distribusi Gabungan Definisi 1: Peubah Acak Berdimensi Dua Jika S merupakan
Διαβάστε περισσότεραPeta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI
Bab 5 FUNGSI TRIGONOMETRI Peta Konsep 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif 5. 6 Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI 5. Graf Fungsi Sinus, Kosinus dan Tangen 5.4 Identiti Asas 5.5
Διαβάστε περισσότεραCiri-ciri Taburan Normal
1 Taburan Normal Ciri-ciri Taburan Normal Ia adalah taburan selanjar Ia adalah taburan simetri Ia adalah asimtot kepada paksi Ia adalah uni-modal Ia adalah keluarga kepada keluk Keluasan di bawah keluk
Διαβάστε περισσότεραTabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan
Rumus kandungan gula : Bks + K - Bk ------------------ x % Bs Keterangan : Bks = kertas saring. K = Kristal. Bk = kosong. Bs = sampel. Tabel Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan
Διαβάστε περισσότεραBAB 4 PERENCANAAN TANGGA
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya.
Διαβάστε περισσότεραTINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan
Διαβάστε περισσότερα2 m. Air. 5 m. Rajah S1
FAKULI KEJURUERAAN AL 1. Jika pintu A adalah segi empat tepat dan berukuran 2 m lebar (normal terhadap kertas), tentukan nilai daya hidrostatik yang bertindak pada pusat tekanan jika pintu ini tenggelam
Διαβάστε περισσότεραTransformasi Koordinat 3 Dimensi
Transformasi Koordinat 3 Dimensi RG141227 - Sistem Koordinat dan Transformasi Semester Gasal 2016/2017 Ira M Anjasmara PhD Jurusan Teknik Geomatika Sistem Koordinat Tiga Dimensi (3D) Digunakan untuk mendeskripsikan
Διαβάστε περισσότεραS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan
Διαβάστε περισσότεραPERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000
PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM 4+000 KM 7+000 LATAR BELAKANG TUJUAN DAN BATASAN MASALAH METODOLOGI PERENCANAAN HASIL Semakin meningkatnya
Διαβάστε περισσότεραS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.
Διαβάστε περισσότεραDiagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV,1994)
Autistic Spectrum Disorder 1. Autistic Disorder (Autism) 2. Non-Autistic : -Pervasive Developmental Disorder -Asperger syndrome -Ratt s Syndrome -Fragile x Syndrome -Childhood Disintegrative Disorder Diagnostic
Διαβάστε περισσότεραS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.
Διαβάστε περισσότεραTegangan Permukaan. Kerja
Tegangan Permukaan Kerja Cecair lebih cenderung menyesuaikan bentuknya ke arah yang luas permukaan yang minimum. Titisan cecair berbentuk sfera kerana nisbah luas permukaan terhadap isipadu adalah kecil.
Διαβάστε περισσότεραANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK
ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Agung M Alamsyah NRP : 9521037 NIRM : 41077011950298 Pembimbing : Dr. Ir. Agung Bagiawan
Διαβάστε περισσότεραKALKULUS LANJUT. Integral Lipat. Resmawan. 7 November Universitas Negeri Gorontalo. Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November / 57
KALKULUS LANJUT Integral Lipat Resmawan Universitas Negeri Gorontalo 7 November 218 Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November 218 1 / 57 13.3. Integral Lipat Dua pada Daerah Bukan Persegipanjang 3.5
Διαβάστε περισσότεραHendra Gunawan. 16 April 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 16 April 014 Kuliah yang Lalu 13.11 Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang 13. Integral Berulang 13.3 33Integral Lipat Dua atas Daerah Bukan Persegi
Διαβάστε περισσότεραLOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 )
LOGIKA MATEMATIKA MODUL 1 Himpunan Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 ) Himpunan I. Definisi dan Notasi Himpunan adalah kumpulan sesuatu yang didefinisikan
Διαβάστε περισσότεραBAB 4 PERENCANAAN TANGGA
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat
Διαβάστε περισσότεραBAB III METODOLOGI PERENCANAAN. Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah.
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban
Διαβάστε περισσότεραSEE 3533 PRINSIP PERHUBUNGAN Bab III Pemodulatan Sudut. Universiti Teknologi Malaysia
SEE 3533 PRINSIP PERHUBUNGAN Bab III Universiti Teknologi Malaysia 1 Pengenalan Selain daripada teknik pemodulatan amplitud, terdapat juga teknik lain yang menggunakan isyarat memodulat untuk mengubah
Διαβάστε περισσότεραKeterusan dan Keabadian Jisim
Pelajaran 8 Keterusan dan Keabadian Jisim OBJEKTIF Setelah selesai mempelajari Pelajaran ini anda sepatutnya dapat Mentakrifkan konsep kadar aliran jisim Mentakrifkan konsep kadar aliran Menerangkan konsep
Διαβάστε περισσότεραBab 1 Mekanik Struktur
Bab 1 Mekanik Struktur P E N S Y A R A H : D R. Y E E M E I H E O N G M O H D. N O R H A F I D Z B I N M O H D. J I M A S ( D B 1 4 0 0 1 1 ) R E X Y N I R O AK P E T E R ( D B 1 4 0 2 5 9 ) J O H A N
Διαβάστε περισσότερα( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 )
(1) Tentukan nilai bagi P, Q, dan R MODEL PT MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA 1 P 0 Q 1 R 2 (4) Lengkapkan operasi di bawah dengan mengisi petak petak kosong berikut dengan nombor yang sesuai. ( 1
Διαβάστε περισσότεραUkur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron
Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri Sakdiah Basiron TEKIMETRI PENGENALAN TAKIMETRI ADALAH SATU KAEDAH PENGUKURAN JARAK SECARA TIDAK LANGSUNG BAGI MENGHASILKAN JARAK UFUK DAN JARAK TEGAK KEGUNAAN
Διαβάστε περισσότερα(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan:
MODUL 3 [Kertas 1]: MATEMATIK TAMBAHAN JPNK 015 Muka Surat: 1 Jawab SEMUA soalan. 1 Rajah 1 menunjukkan hubungan antara set A dan set B. 6 1 Set A Rajah 1 4 5 Set B (a) Nyatakan julat hubungan itu (b)
Διαβάστε περισσότεραDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah dan Ruang Lingkup...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR NOTASI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I
Διαβάστε περισσότεραUNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA
UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA KEPUTUSAN MESYUARAT KALI KE 63 JAWATANKUASA FARMASI DAN TERAPEUTIK HOSPITAL USM PADA 24 SEPTEMBER 2007 (BAHAGIAN 1) DAN 30 OKTOBER 2007 (BAHAGIAN 2) A. Ubat
Διαβάστε περισσότεραDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data analisis awal tanah Jenis Analisis Satuan Nilai Kriteria ph H 2 O - 4,56 Masam C-Organik % 1,75 Rendah N-Total % 0,22 Sedang C/N Ratio - 7,95 Rendah P-tersedia (ppm) ppm
Διαβάστε περισσότεραRUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN
Jurnal Teknologi, 38(C) Jun 003: 5 8 Universiti Teknologi Malaysia RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN 5 RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN YEOH WENG KANG & JAMALUDIN MD. ALI Abstrak. Rumus untuk
Διαβάστε περισσότεραMA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan Eks
MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan SMART AND STOCHASTIC MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan SMART AND STOCHASTIC Ilustrasi Fungsi Peluang Bersama Peluang Bersama - Diskrit
Διαβάστε περισσότεραDETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN
DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN OBJEKTIF KAJIAN Mendapatkan dan membandingkan nilai tegasan ricih, τ, dan modulus ricih, G, bagi plat CFRP yang berorientasi
Διαβάστε περισσότεραSOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I
SOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I 1-cos(x-a) 1.Hasildari lim =. x a (x-a)sin3(x-a) 2.Jumlahnsukupertamaderetaritmetikaadalah Sn =5 n 2-7n. Jikaasukupertamadanbbedaderettersebut,maka13a+3b=.
Διαβάστε περισσότεραNama Mahasiswa: Retno Palupi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS
Nama Mahasiswa: Retno Palupi 3110100130 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS Pendahuluan Metodologi Preliminary Desain Perencanaan Struktur Sekunder Perencanaan
Διαβάστε περισσότεραSMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat:
SOALAN 1 Cakera dengan garis pusat d berputar pada halaju sudut ω di dalam bekas mengandungi minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai kelikatan µ. Anggap bahawa susuk halaju
Διαβάστε περισσότεραDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Persembahan Abstrak Abstact Kata Pengantar
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Persembahan iv Abstrak v Abstact vi Kata Pengantar vii Daftar Isi viii Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii Notasi dan Singkatan
Διαβάστε περισσότεραKuliah 4 Rekabentuk untuk kekuatan statik
4-1 Kuliah 4 Rekabentuk untuk kekuatan statik 4.1 KEKUATAN STATIK Beban statik merupakan beban pegun atau momen pegun yang bertindak ke atas sesuatu objek. Sesuatu beban itu dikatakan beban statik sekiranya
Διαβάστε περισσότεραRajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk
SOALAN 1 Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk menyambungkan dua takal yang terpasang kepada dua aci selari. Garispusat takal pemacu, pada motor adalah
Διαβάστε περισσότεραBAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR
BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR 5.1 Output Penulangan Kolom Dari Program Etabs ( gedung A ) Setelah syarat syarat dalam pemodelan struktur sudah memenuhi syarat yang di tentukan dalam peraturan SNI, maka
Διαβάστε περισσότεραUnit PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM OBJEKTIF KHUSUS
PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM Memahami konsep-konsep asas litar elektrik, arus, voltan, rintangan, kuasa dan tenaga elektrik. Unit OBJEKTIF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Mentakrifkan
Διαβάστε περισσότεραMENGENALI FOTON DAN PENGQUANTUMAN TENAGA
MENGENALI FOTON DAN PENGQUANTUMAN TENAGA Oleh Mohd Hafizudin Kamal Sebelum wujudnya teori gelombang membujur oleh Huygens pada tahun 1678, cahaya dianggap sebagai satu aliran zarah-zarah atau disebut juga
Διαβάστε περισσότεραKEPELBAGAIAN TUMBUHAN DAN KEPELBAGAIAN HAIWAN
TAJUK 8 DAN 9 KEPELBAGAIAN TUMBUHAN DAN KEPELBAGAIAN HAIWAN 1.1 Sinopsis Tajuk ini membincangkan tentang Kekayaan Spesis, Kesamarataan Spesis, Mengukur Kepelbagaian Spesis dan Ujikaji dalam Kurikulum Sekolah
Διαβάστε περισσότεραLAPORAN KAJIAN: JUMLAH PENGAMBILAN AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARIAN MENGIKUT JANTINA KOD KURSUS: STQS 1124 NAMA KURSUS: STATISTIK II
LAPORAN KAJIAN: JUMLAH PENGAMBILAN AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARIAN MENGIKUT JANTINA KOD KURSUS: STQS 114 NAMA KURSUS: STATISTIK II DISEDIAKAN OLEH: (KUMPULAN 3D) 1. SORAYYA ALJAHSYI BINTI SALLEH A154391.
Διαβάστε περισσότεραSTQS1124 STATISTIK II LAPORAN KAJIAN TENTANG GAJI BULANAN PENSYARAH DAN STAF SOKONGAN DI PUSAT PENGAJIAN SAINS MATEMATIK (PPSM), FST, UKM.
STQS114 STATISTIK II LAPORAN KAJIAN TENTANG GAJI BULANAN PENSYARAH DAN STAF SOKONGAN DI PUSAT PENGAJIAN SAINS MATEMATIK (PPSM), FST, UKM. Dihantar kepada : Puan Rofizah Binti Mohammad @ Mohammad Noor Disediakan
Διαβάστε περισσότεραDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Lingkup Kajian... 3 1.3.
Διαβάστε περισσότεραKEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA
Makmal Mekanik Pepejal KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA 1.0 PENGENALAN Dalam rekabentuk sesuatu anggota struktur yang akan mengalami tegasan, pertimbangan utama ialah supaya anggota tersebut selamat dari
Διαβάστε περισσότεραBalas. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
Balas Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Struktur Balas Lapisan balas terletak diatas tanah dasar Fungsi Balas Mendistribusikan beban dari bantalan ke tanah dasar Menahan bantalan (rel) dari pergeseran transversal/lateral
Διαβάστε περισσότεραPENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK
PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK 2 SKEMA MODUL PECUTAN AKHIR 20 No Jawapan Pembahagian (a) 00000 0000 0000 Jumlah 000 TIM00 #0300 TIM00 000 000 0M END Simbol dan data betul : 8 X 0.5M = 4M
Διαβάστε περισσότεραBAB 2 PEMODULATAN AMPLITUD
BAB MODULATAN LITUD enghantaran iyarat yang engandungi akluat elalui atu aluran perhubungan eerlukan anjakan frekueni iyarat akluat kepada julat frekueni yang euai untuk penghantaran - roe ini diapai elalui
Διαβάστε περισσότεραBAB 4 PERENCANAAN TANGGA
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Dasar Perencanaan 4.1.1. Gambaran Umum Gambar 4.1. Tampak Atas Rencana Tangga Gambar 4.. Detail Rencana Tangga 8 9 4.1.. Identifikasi Data dari perencanaan tangga yakni :
Διαβάστε περισσότεραFAKULTI KEJURUTERAAN ELEKTRIK UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA MAKMAL ELEKTROTEKNIK : LENGKUK KEMAGNETAN ATAU CIRI B - H
FAKULTI KEJURUTERAAN ELEKTRIK UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA MAKMAL ELEKTROTEKNIK UJIKAJI TAJUK : E : LENGKUK KEMAGNETAN ATAU CIRI B - H 1. Tujuan : 2. Teori : i. Mendapatkan lengkuk kemagnetan untuk satu
Διαβάστε περισσότεραBAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT. Gedung Kampus di Kota Palembang yang terdiri dari 11 lantai tanpa basement
BAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT 3.1. Analisis Beban Gravitasi Beban gravitasi adalah beban ang bekerja pada portal dan berupa beban mati serta beban hidup. Bangunan ang akan dianalisis pada penulisan
Διαβάστε περισσότεραLATAR BELAKANG BATASAN MASALAH
LATAR BELAKANG Wilayah Indonesia yang terletak di antara 3 lempeng tektonik utama di dunia, interaksi antara ke tiga lempeng utama tersebut mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang rawan terjadi gempa.
Διαβάστε περισσότεραBAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP
BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP 41 Perencanaan Pelat Lantai dan Pelat Atap 5 4 3 1 500 500 500 500 I I 300 A B E G B A G C C D D F F H F E D D C C C D F F F D C D D F F F D D D D F F F D
Διαβάστε περισσότεραJika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.
BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua
Διαβάστε περισσότεραJika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.
BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua
Διαβάστε περισσότεραKURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH DUNIA MUZIK
KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH DUNIA MUZIK TAHUN TIGA DOKUMEN STANDARD KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH (KSSR) MODUL TERAS TEMA DUNIA MUZIK TAHUN TIGA BAHAGIAN PEMBANGUNAN
Διαβάστε περισσότεραADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Misalkan terdapat N buah besaran A µ dalam sistem koordinat {x µ } dan N
Lampiran 1 Tensor dan Operasinya Skalar,Vektor dan Tensor Misalkan terdapat N buah besaran A µ dalam sistem koordinat {x µ } dan N buah besaran A µ dalam sistem koordinat lain {x µ } dengan µ = 1, 2, 3...,
Διαβάστε περισσότεραBAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh
BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)
Διαβάστε περισσότεραBAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh
BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)
Διαβάστε περισσότεραACCEPTANCE SAMPLING BAB 5
ACCEPTANCE SAMPLING BAB 5 PENGENALAN Merupakan salah satu daripada SQC (statistical quality control) dimana sampel diambil secara rawak daripada lot dan keputusan samada untuk menerima atau menolak lot
Διαβάστε περισσότεραELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1
MAKTAB RENDAH Add SAINS your company MARA BENTONG slogan Bab 1 ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1 LOGO Kandungan 1 Jenis Litar Elektrik 2 Meter Pelbagai 3 Unit Kawalan Utama 4 Kuasa Elektrik 1 1.1 Jenis
Διαβάστε περισσότεραLampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul Asumsi: a. Pengaplikasian POG pada budidaya tebu lahan kering dengan sistem tanam Double Row b. Luas lahan = 1 ha = 10000
Διαβάστε περισσότεραTOPIK 1 : KUANTITI DAN UNIT ASAS
1.1 KUANTITI DAN UNIT ASAS Fizik adalah berdasarkan kuantiti-kuantiti yang disebut kuantiti fizik. Secara am suatu kuantiti fizik ialah kuantiti yang boleh diukur. Untuk mengukur kuantiti fizik, suatu
Διαβάστε περισσότεραBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN & SARAN
46 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN & SARAN Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran. Simpulan ini sekaligus menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu: apakah pengaruh
Διαβάστε περισσότεραLITAR ELEKTRIK 1 EET101/4. Pn. Samila Mat Zali
LITAR ELEKTRIK 1 EET101/4 Pn. Samila Mat Zali STRUKTUR KURSUS Peperiksaan Akhir : 50% Ujian teori : 10% Mini projek : 10% Amali/praktikal : 30% 100% OBJEKTIF KURSUS Mempelajari komponen-komponen utama
Διαβάστε περισσότεραTeorem Titik Tetap Pemetaan 2 Mengecut Pada Ruang 2 Metrik
Matematika, 1999, Jilid 15, bil. 2, hlm. 135 141 c Jabatan Matematik, UTM. Teorem Titik Tetap Pemetaan 2 Mengecut Pada Ruang 2 Metrik Mashadi Jurusan Matematika Universitas Riau Kampus Bina Widya Panam
Διαβάστε περισσότεραPembinaan Homeomorfisma dari Sfera ke Elipsoid
Matematika, 003, Jilid 19, bil., hlm. 11 138 c Jabatan Matematik, UTM. Pembinaan Homeomorfisma dari Sfera ke Elipsoid Liau Lin Yun & Tahir Ahmad Jabatan Matematik, Fakulti Sains Universiti Teknologi Malasia
Διαβάστε περισσότεραANALISA GAYA TARIK KABEL PRATEGANG PADA BALOK STATIS TAK TENTU
ANALISA GAYA TARIK KABEL PRATEGANG PADA BALOK STATIS TAK TENTU Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Disusun oleh: KINGSON PANGARIBUAN
Διαβάστε περισσότεραDAFTAR ISI. Halaman. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...... ii LEMBAR PERSETUJUAN...... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Διαβάστε περισσότερα