Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Σχετικά έγγραφα
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular

Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul

artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda

Lampiran 1. Urutan basa dari 4 primer SSR. Nama Primer Sekuen (5 3 )

B. Landasan Teori...25 C. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN.. 26 A. Bahan dan Alat 26 B. Alur Penelitian.26 C. Analisis Hasil.. 29 BAB IV.

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

50 cm. 30 cm J1M1 J1M2 S J3M0 J3M2 J1M0 J3M1 J2M2 J3M0 J2M1

Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan

Kalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia

Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai. Varietas Anjasmoro

Persamaan Diferensial Parsial

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

Hendra Gunawan. 16 April 2014

Matematika

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

DAFTAR ISI. Halaman. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI...

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah.

STUDI PENGARUH BAHAN VIENISON SB TERHADAP KUAT GESER PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG ABSTRAK

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

Kalkulus Multivariabel I

A. Distribusi Gabungan

Sebaran Peluang Gabungan

Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

TEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan

ANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM

Kalkulus Multivariabel I

Sistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Wortel pada Umur 30 HST. Tabel Tinggi Tanaman (cm) Wortel pada Umur 30 HST Ulangan Jumlah Purata

Daftar notasi. jarak s 2, mm 2. lebar dari muka tekan komponen struktur, mm.

Transformasi Koordinat 2 Dimensi

BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP

ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Persembahan Abstrak Abstact Kata Pengantar

Konvergen dalam Peluang dan Distribusi

Pengantar Proses Stokastik

gram positif yang diuji adalah Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus ATCC 25923,

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

TH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun

BAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT. Gedung Kampus di Kota Palembang yang terdiri dari 11 lantai tanpa basement

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000

LAMPIRAN 1. Hasil Observasi dan Wawancara Pedagang Siomay di Semarang

Pengantar Proses Stokastik

KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS

LAMPIRAN 1. Perbandingan komposisi bahan LTO : PVDF : AB LTO : PVDF : AB = 85% : 10% : 5% Massa LTO = 10 gram 10% PVDF = 1,17 gram.

TINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987).

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah dan Ruang Lingkup...

KALKULUS LANJUT. Integral Lipat. Resmawan. 7 November Universitas Negeri Gorontalo. Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November / 57

2 m. Air. 5 m. Rajah S1

Kalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

Peta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

Keterusan dan Keabadian Jisim

Mana-mana 3 dari atas Cas nucleus bertambah merentasi Q, S dan T. Tarikan nucleus terhadap electron dalam petala

SMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat:

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER

PERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari

(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan:

Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Gambar Editor Input Specimen DN_SP50_R0_230 dengan Cumbia

MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan Eks

Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016

Tegangan Permukaan. Kerja

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. elemen struktur gedung Hotel Premiere Inn Satoria yogyakarta 8 lantai dan udah

Nama Mahasiswa: Retno Palupi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS

Pengantar Proses Stokastik

DAFTAR NOTASI. adalah jarak antara dua pengaku vertikal, mm. adalah luas efektif penampang, mm2. adalah luas efektif pelat sayap, mm2

1. DATA PERANCANGAN : a. Daya Lintas Lalu lintas kereta api setiap hari yang direncanakan untuk melalui trase jalan adalah :

INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR

UJIKAJI 1 : PENYEDIAAN SPESIMEN DAN KAJIAN METALOGRAFI KELULI KARBON

LATAR BELAKANG BATASAN MASALAH

RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

Pengantar Proses Stokastik

3.4 Pembebanan Balok Anak Arah Melintang Lantai Pembebanan Balok Anak Arah Melintang Lantai 1-4

Transformasi Koordinat 3 Dimensi

perubatan (Struelens, 1998). Strain Staphylococcus aureus dan juga beberapa strain efektif dari sumber semulajadi seperti tumbuhan adalah perlu.

1 Bahan manakah yang TIDAK merupakan makromolekul (molekul raksasa)? 2 Bahan berikut merupakan oligomer bagi hasil pempolimeran etilena (etena).

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE SUNAN AMPEL IAIN SURABAYA

BABIV HASILANALISISDANPEMBAHASAN. dengan sampelresponden adalah paramanajeryang bekerjadiperusahaan

PERHITUNGAN WAKTU SOLAT MENGGUNAKAN ALMANAK FALAK SYARIE. Stesen rujukan = Kg. Gedangsa (Zon 1, Selangor)

Ciri-ciri Taburan Normal

DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN

UJIAN SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 SAINS TAMBAHAN

Pumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc

Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim

SOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I

ACCEPTANCE SAMPLING BAB 5

LOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 )

Kalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018

( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 )

Transcript:

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 53

Lampiran 2. Gambar tumbuhan pinang, biji pinang, sabut buah pinang dan simplisia sabut buah pinang (Areca catechu L.) Gambar pohon pinang Gambar biji pinang Gambar sabut buah pinang Gambar simplisia sabut buah pinang 54

Lampiran 3. Gambar serbuk, ekstrak etanol, α-selulosa, dan selulosa mikrokristal sabut buah pinang (Areca catechu L.) Gambar sabut buah pinang Gambar ekstrak etanol sabut buah pinang Gambar α-selulosa Gambar selulosa mikrokristal 55

Lampiran 4. Flowsheet prosedur kerja 1. Pembuatan ekstrak etanol sabut buah pinang Sabut buah pinang Dimasukkan ke dalam wadah Dimasukkan etanol 80% sampai serbuk terendam sempurna Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas Dicuci ampas dengan etanol 80% Dibiarkan selama 2 hari terlindung dari cahaya, sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas diuapkan dengan rotary evaporator pada 40 o C Ekstrak etanol kental 56

Lampiran 4. (Lanjutan) 2. Pembuatan selulosa mikrokristal dan tablet ekstrak etanol sabut buah pinang Sabut buah pinang Dipanaskan dengan NaOH 4% pada suhu 100ºC selama 2 jam Disaring dan dicuci dengan akuades sampai ph netral Residu Filtrat Ditambahkan dengan natrium hipoklorit 2,5% selama 24 jam pada suhu kamar Disaring dan dicuci dengan akuades sampai ph netral Residu Filtrat Dipanaskan dengan NaOH 17,5% pada suhu 80ºC selama 1 jam Disaring dan dicuci dengan akuades sampai ph netral Residu Filtrat Diputihkan dengan natrium hipoklorit 2,5% pada suhu 100ºC selama 5 menit Disaring dan dicuci dengan akuades sampai ph netral α-selulosa Selulosa mikrokristal Dikeringkan di oven pada suhu 60ºC Dihidrolisis dengan HCl 2,5N pada suhu 100ºC selama 15 menit Disaring dan dicuci dengan akuades sampai ph netral Dikeringkan di oven pada suhu 60ºC 57

Lampiran 4. (Lanjutan) Selulosa mikrokristal Dihaluskan atau digerus Diayak Dikarakterisasi Organoleptik, ph, susut pengeringan, kadar abu total, kelarutan zat dalam air, bobot jenis, indeks hausner, indeks kompresibilitas, porositas, analisis FT-IR dan scanning electron microscopy (SEM) Ekstrak etanol sabut buah pinang Dicetak langsung Tablet ekstrak etanol sabut buah pinang Dievaluasi Keseragaman bobot, kekerasan, friabilitas, waktu hancur 58

Lampiran 5. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik ekstrak etanol sabut buah pinang 1. Perhitungan penetapan kadar air volume air (ml) Kadar air = 100% berat sampel (g) No Berat sampel (g) Volume air (ml) Kadar air (%) 1 2 3 5,023 5,011 5,009 0,4 0,5 0,5 0,4 (ml) Kadar air I = 100% = 7,96% 5,023 (g) 0,5 (ml) Kadar air II = 100% = 9,97% 5,011(g) 0,5 (ml) Kadar air III = 100% = 9,98% 5,009 (g) 7,96% + 9,97% + 9,98% % Kadar air rata-rata = = 9,30% 3 7,963 9,978 9,982 2. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air berat sari (g) 100 Kadar sari yang larut dalam air = 100% berat sampel (g) 20 No Berat sari (g) Berat sampel (g) Kadar sari (%) 1 2 3 0,432 0,425 0,398 5,0025 5,0091 5,0083 43,178 42,472 39,734 0,432 (g) 100 Kadar sari yang larut dalam air I = 100% = 43,178% 5,0025 (g) 20 0,425 (g) 100 Kadar sari yang larut dalam air II = 100% = 42,472% 5,0091(g) 20 59

Lampiran 5. (Lanjutan) 0,398 (g) 100 Kadar sari yang larut dalam air III = 100% = 39,734% 5,0083(g) 20 43,178% + 42,472% + 39,734% Rata-rata = = 41,794% 3 3. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol berat sari (g) 100 Kadar sari yang larut dalam etanol = 100% berat sampel (g) 20 No Berat sari (g) Berat sampel (g) Kadar sari (%) 1 2 3 0,4251 0,4192 0,4303 5,0213 5,008 5,093 42,330 41,855 42,245 0,4251(g) 100 Kadar sari yang larut dalam etanol I = 100% = 42,330% 5,0213(g) 20 0,4192 (g) 100 Kadar sari yang larut dalam etanol II = 100% = 41,855% 5,008(g) 20 0,4303 (g) 100 Kadar sari yang larut dalam etanol III = 100% = 42,245% 5,093 (g) 20 42,330% + 41,855% + 42,245% Rata-rata = = 42,143% 3 4. Perhitungan penetapan kadar abu total berat abu (g) Kadar abu total = 100% berat sampel (g) No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu total (%) 1 2 3 0,1583 0,0979 0,0763 2,085 2,027 2,016 7,592 4,829 3,784 60

Lampiran 5. (Lanjutan) 0,1583 (g) Kadar abu total I = 100% = 7,59% 2,085 (g) 0,0979 (g) Kadar abu total II = 100% = 4,82% 2,027 (g) 0,0763 (g) Kadar abu total III = 100% = 3,78% 2,016 (g) 7,59% + 4,82% + 3,78% Rata-rata = = 5,39% 3 5. Perhitungan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam berat abu (g) Kadar abu yang tidak larut asam = 100% berat sampel (g) No Berat abu (g) Berat sampel (g) Kadar abu (%) 1 2 3 0,0317 0,0443 0,0497 2,0150 2,0270 2,0350 0,0317 (g) Kadar abu yang tidak larut asam I = 100% = 1,57% 2,0350 (g) 0,0443 (g) Kadar abu yang tidak larut asam II = 100% = 2,18% 2,027 (g) 0,0497 (g) Kadar abu yang tidak larut asam III = 100% = 2,44% 2,035 (g) 1,57% + 2,18% + 2,44% Rata-rata = = 2,06% 3 1,573 2,185 2,442 61

Lampiran 6. Perhitungan rendemen α-selulosa dan SMSBP Berat sabut pinang Berat α-selulosa = 450 gram = 146,85 gram Rendemen α-selulosa = 146,85 450 x 100% = 32,63% Berat selulosa mikrokristal = 103,14 gram Rendemen selulosa mikrokristal dari α-selulosa Rendemen = 103,14 146,85 x 100% = 70,23% Rendemen selulosa mikrokristal terhadap sabut pinang Rendemen = 103,14 450 x 100% = 22,92% 62

Lampiran 7. Perhitungan hasil karakterisasi selulosa mikrokristal sabut buah pinang (SMSBP) 1. Perhitungan uji susut pengeringan SMSBP a. Susut pengeringan I Berat SMSBP mula-mula = 1,0051 gram Berat SMSBP sesudah konstan = 0,9525 gram Sp 1 = 1,0051-0,9525 1,0051 x 100% = 5,23 % b. Susut pengeringan II Berat SMSBP mula-mula = 1,0041 gram Berat SMSBP sesudah konstan = 0,9481 gram Sp 2 = 1,0041-0,9481 1,0041 x 100% = 5,57 % c. Susut pengeringan III Berat SMSBP mula-mula = 1,0080 gram Berat SMSBP sesudah konstan = 0,9539 gram Sp 3 = 1.0080-0,9539 1,0080 x 100% = 5,36 % Susut pengeringan rata-rata = 5,38 % 2. Perhitungan penetapan kadar abu total SMSBP % Kadar abu total = berat Abu berat Simplisia x 100 % 63

Lampiran 7. (Lanjutan) a. Kadar abu SMSBP I Berat SMSBP = 2,0018 gram Berat abu = 0,0096 % Kadar abu total = 0,0096 2,0018 x 100 % = 0,48% b. Kadar abu SMSBP II Berat SMSBP = 2,0053 gram Berat abu = 0,0091 % Kadar abu total = 0,0091 2,0053 x 100 % = 0,45% c. Kadar abu SMSBP III Berat SMSBP = 2,0031 gram Berat abu = 0,0089 % Kadar abu total = 0,0089 2,0031 x 100 % = 0,44% % Kadar abu total SMSBP rata-rata = 0,45 % 3. Perhitungan uji bobot jenis SMSBP a. Bobot jenis nyata BJ nyata = W V Keterangan : W = berat zat uji (gram) V = volume dalam gelas ukur (ml) 64

Lampiran 7. (Lanjutan) Bobot jenis nyata I = 50 g 146 ml = 0,342 g/ml atau 0,342 g/cm 3 Bobot jenis nyata II = 0,337 g/cm 3 Bobot jenis nyata III = 0,335 g/cm 3 Bobot jenis nyata rata-rata = 0,338 g/cm 3 b. Bobot jenis benar Tentukan bobot jenis benzen dengan rumus : ρ benzen = c b a keterangan : a= volume piknometer kosong (ml), b= berat piknometer kosong (gram), c= berat piknometer + larutan benzen (gram) ρ benzen = 15,137-10,948 = 0,841 g/ml 4,978 Tentukan bobot jenis (BJ) benar dari sampel dengan rumus: BJ benar = d-b (d-b)+(c-e) x ρ benzen keterangan: d= berat zat uji + piknometer, e = berat zat uji + larutan benzen + piknometer Bobot jenis benar I = 12,951-10,948 (12,951-10,948)+(15,137-16,467) x 0,841 = 1,436 g/ml atau 1,436 g/cm 3 Bobot jenis benar II = 1,433 g/ml atau 1,433 g/cm 3 Bobot jenis benar III = 1,427 g/ml atau 1,427 g/cm 3 65

Bobot jenis benar rata-rata = 1,432 g/cm 3 Lampiran 7. (Lanjutan) c. Bobot jenis mampat Bobot jenis mampat ditentukan dengan rumus : Bobot jenis mampat = W Vt Keterangan: W = berat SMSBP, V t = volume SMSBP Bobot jenis mampat I = 50 g 130 ml = 0,384 g/ml atau 0,384 g/cm 3 Bobot jenis mampat II = 0,387 g/cm 3 Bobot jenis mampat III = 0,381 g/cm 3 Bobot jenis mampat rata-rata = 0,384 g/cm 3 4. Perhitungan kelarutan zat dalam air SMSBP Dihitung berdasarkan persamaan: Za= W1-W0 W1 x 100% keterangan: W 0 = berat beaker glass yang telah ditara W 1 = berat beaker glass + zat yang larut air yang telang dikeringkan Z a = 128,38 g -128,36 g 128,36 g x 100% = 0,019% 5. Perhitungan indeks kompresibilitas SMSBP Indeks kompresibilitas SMSBP dapat dihitung dengan rumus: 66

Lampiran 7. (Lanjutan) Indeks kompresibilitas = BJ mampat-bj nyata BJ nyata x 100% Bobot jenis (BJ) mampat SMSBP Bobot jenis (BJ) nyata SMSBP Indeks kompresibilitas = 0,384-0,338 0,338 = 0,384 g/ml = 0,338 g/ml x 100% = 13,60% 6. Perhitungan indeks Hausner SMSBP Dihitung menggunakan data bobot jenis mampat dan bobot jenis nyata. Hausner s ratio = = BJ mampat BJ nyata 0,384 0,338 = 1,136 7. Perhitungan persentase porositas SMSBP Dihitung dengan persamaan : Bobot jenis nyata % porositas = 1- Bobot jenis benar x 100% = 1-0,338 1,432 x 100% = 76,4% 67

Lampiran 8. Perhitungan konversi dosis Contoh perhitungan konversi dosis ekstrak etanol sabut buah pinang terhadap dosis tubuh manusia. Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 0.04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,0180 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 Berdasarkan penelitian sebelumnya (Tamimi, 2015), bahwa ekstrak etanol sabut buah pinang yang efektif sebagai antidiare adalah dosis 75 mg/kg BB menggunakan tikus dengan berat rata-rata 200 g, maka perhitungan konversi ke dosis manusia adalah: => 75 mg/kg BB = 75 X 0,2 = 15 mg/ 200 g Konversi dosis ke manusia = 15 mg 0,018 = 833,33 mg Jadi, setelah dikonversikan ke dosis manusia diperoleh 833,33 mg ekstrak untuk dosis sehari. Maka untuk pembuatan tablet dibuat menjadi 4 tablet dengan masing-masing tablet mengandung ekstrak etanol sabut buah pinang 200 mg (4 68

tablet = 800 mg), dengan demikian pemenuhan terhadap dosis ekstrak etanol sabut buah pinang terhadap manusia dapat terpenuhi. Lampiran 9. Pembuatan tablet ekstrak etanol sabut buah pinang (EESBP) Sebagai contoh F2 (Formula dengan bahan pengisi SMSBP). Di buat formula untuk 100 tablet, bobot per tablet 650 mg dengan diameter tablet 13 mm. Berat 100 tablet = 100 tablet x 0,650 gram = 65 gram EESP = 100 tablet x 0,200 gram = 20 gram Aerosil = 1 % x 65 gram = 0,65 gram Magnesium stearat = 1 % x 65 gram = 0,65 gram Talkum = 1 % x 65 gram = 0,65 gram Avicel = 65 gram (20 + 0,65 + 0,65 + 0,65) gram = 43,05 gram Pembuatan tablet ekstrak etanol sabut buah pinang (EESBP) Cara kerja: Metode Cetak Langsung 1. Dimasukkan 20 g EESBP ke dalam cawan penguap, kemudian ditambahkan etanol 80% sampai ekstrak mengental. Kemudian tambahkan aerosil 0,65 g dicampur hingga homogen. Keringkan di dalam oven suhu 40 ºC sampai massa lembab dan kompak. 2. Ayak campuran dengan mesh 12, keringkan di dalam lemari pengering. 3. Setelah kering, ayak kembali dengan ayakan mesh 14 masukkan ke dalam lumpang, selanjutnya tambahkan 43,05 g SMSBP, 0,65 g magnesium stearat dan 0,65 g talkum, aduk hingga homogen. 4. Dilakukan uji preformulasi dan kemudian dicetak tablet dengan bobot 650 gram dan diameter 13 mm. 69

5. Evaluasi tablet. Lampiran 10. Gambar tablet EESBP Gambar tablet EESBP dengan Bahan Pengisi Avicel PH 102 70

Gambar tablet EESBP dengan Bahan Pengisi SMSBP Lampiran 11. Hasil perhitungan preformulai tablet EESBP 1. Perhitungan sudut diam Sudut diam formula tablet EESBP dapat dihitung dengan rumus: tangen θ = 2h D keterangan : θ = sudut diam, h = tinggi kerucut (cm), D = diameter ( cm ) No Tinggi (cm) Diameter (cm) 1. 2,4 9 2. 2,5 9 3. 2,6 10 tangen θ 1 = 2h D = 2 (2,4) 9 θ 1 = 28 o tangen θ 2 = 2h D = 2 (2,5) 9 θ 2 = 29,05 o tangen θ 3 = 2h D = 2 (2,6) 10 θ 3 = 27,47 o θ rata-rata = 28 +29,05 +27,47 3 = 28,17 o 2. Perhitungan indeks tap Indeks tap formula tablet EESBP dapat dihitung dengan rumus: 71

I = Vo Vt Vo x 100% keterangan : Vo = volume mula-mula, Vt= volume sesudah di tap Lampiran 11. (Lanjutan) No Vo (ml) Vt (ml) 1. 25 21 2. 25 22 3. 25 21,5 I 1 = 25-21 25 x 100% = 16% I 2 = 25-22 25 x 100% = 12% I 3 = 25-21,5 25 I rata-rata = x 100% = 14% 16%+12%+14% = 14% 3 72

Lampiran 12. Hasil perhitungan evaluasi tablet EESBP 1. Perhitungan keseragaman bobot tablet EESBP Berat 20 tablet = 12,97 gram Berat rata-rata = Berat seluruhnya = 12,97 20 tablet 20 = 0,6485 gram = 648,5 mg No. Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi 1. 640 8,5 11. 660 11,5 2. 640 8,5 12. 660 11,5 3. 630 18,5 13. 660 11,5 4. 640 8,5 14. 640 8,5 5. 650 1,5 15. 650 1,5 6. 650 1,5 16. 640 8,5 7. 650 1,5 17. 640 8,5 8. 630 18,5 18. 650 1,5 9. 660 11,5 19. 640 8,5 10. 660 11,5 20. 660 11,5 A 1 = 648,5-630 648,5 x 100% = 2,85% A 2 = 660-648,5 648,5 x 100% = 1,77% B = 648,5-630 648,5 x 100% = 2,85 % Persyaratan: untuk bobot rata-rata lebih dari 300 mg, penyimpangan untuk kolom A adalah tidak lebih dari 5% dan kolom B tidak lebih dari 10%. 2. Perhitungan friabilitas tablet EESBP Friabilitas (F) = a-b a x 100% 73

dimana: a = bobot 20 tablet sebelum diputar dengan friabilator (gram) b = bobot tablet setelah diputar dengan friabilator (gram) Lampiran 12. (Lanjutan) Syarat friabilitas tablet: kehilangan bobot tablet tidak boleh lebih dari 0,8% (F 0,8%). Berat 20 tablet sebelum diputar Berat 20 tablet setelah diputar = 12,97 gram = 12,87 gram Friabilitas tablet = 12,97-12,87 12,97 x 100 % = 0,77% 74

Lampiran 13. Gambar alat-alat uji karakteristik SMSBP Gambar ph meter Gambar spektrofotometer infra red 75

Gambar alat Scanning Electron Microscopy (SEM) Lampiran 14. Gambar alat cetak, uji preformulasi dan evaluasi tablet EESBP Gambar alat pencetak tablet Gambar alat uji waktu alir dan sudut diam Gambar alat uji kekerasan tablet Gambar alat uji friabilitas 76

Lampiran 14. (Lanjutan) Gambar alat uji waktu hancur tablet 77