Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan

Μέγεθος: px
Εμφάνιση ξεκινά από τη σελίδα:

Download "Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan"

Transcript

1 Rumus kandungan gula : Bks + K - Bk x % Bs Keterangan : Bks = kertas saring. K = Kristal. Bk = kosong. Bs = sampel. Tabel Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan Faktor kompos (f ) Dosis f (kg/polibag) Faktor unsur kelumit (f ) Dosis f (ppm) T T T Waktu penyemprotan unsur kelumit (f 3 ) 3 hari sekali (W ) hari sekali (W ) 3 hari sekali (W ) hari sekali (W ) K K T K T W K T W K T W K T W K. K T K T W K T W K T W K T W K K T K T W K T W K T W K T W K 3. K 3 T K 3 T W K 3 T W K 3 T W K 3 T W Keterangan : K = kompos, T = unsur kelumit, W = waktu penyemprotan. Rancangan Percobaan. Rancangan Percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari perlakuan dengan 3 ulangan (Tabel ). Model persamaan matematika yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = μ + τ i + ε ij Keterangan : Y ij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j. μ τ i = rataan umum. = pengaruh perlakuan ke-i (dosis kompos, dosis unsur kelumit, dan waktu penyemprotan). ε ij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan ulangan ke j. i =,, 3,..., j =,, 3. Pengolahan data menggunakan program analysis of varian (ANOVA) untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Pengujian untuk melihat sejauh mana perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan menggunakan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Pengamatan. Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering tajuk, dan bobot kering dan basah akar. Pengamatan dilakukan hari sekali dimulai sejak tanaman berumur satu minggu setelah tanam sampai panen. Pengamatan bobot kering tajuk dan akar dilakukan satu kali pada saat pemanenan, yaitu dengan cara menimbang tajuk dan akar tanaman yang telah dioven pada suhu C. HASIL Dosis Kompos Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi kompos berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah akar dan tajuk, dan bobot kering tajuk (Tabel, Lampiran -7). Pada bobot kering akar tidak berpengaruh nyata (Tabel, Lampiran 7). Tanaman tertinggi dihasilkan pada perlakuan dosis kompos, kg. Tinggi tanaman pada dosis, kg tidak berbeda nyata dengan tanaman pada dosis kg dan, kg, tapi berbeda nyata dengan tanaman pada dosis kompos kg (Tabel ). Pertumbuhan tanaman tertinggi untuk tiap dosis kompos diperoleh pada perlakuan K T W ( kg), K T W (, kg), K T W ( kg), dan K 3 T W (, kg) (Gambar ). Jumlah daun terbanyak dihasilkan pada perlakuan dosis kompos, kg. Jumlah daun pada dosis, kg tidak berbeda nyata dengan tanaman pada dosis kg, sedangkan jumlah daun pada dosis, kg tidak berbeda nyata dengan dosis kg (Tabel ). Pada kurva pertumbuhan jumlah daun terbanyak diperoleh perlakuan K T W ( kg), K T (, kg), K T ( kg), dan K 3 T W (, kg) (Gambar ).

2 basah tajuk tertinggi dihasilkan pada perlakuan dosis kompos, kg. basah tajuk pada dosis, kg berbeda nyata dengan bobot basah tajuk dosis kg,, kg, dan kg. basah tajuk pada dosis kg tidak berbeda nyata dengan tanaman pada dosis, kg (Tabel ). basah tajuk tertinggi diperoleh perlakuan K T ( kg), K T W (, kg), K T W ( kg), dan K 3 T W (, kg) (Gambar 3). basah akar tertinggi dihasilkan pada perlakuan dosis kompos kg. basah akar pada dosis kompos, kg berbeda nyata dengan dosis kompos lainnya (Tabel ). basah akar tertinggi diperoleh perlakuan K T W ( kg), K T W (, kg), K T W ( kg), dan K 3 T W (, kg) (Gambar ). kering tajuk tertinggi dihasilkan pada perlakuan dosis kompos kg. kering tajuk pada dosis kg tidak berbeda nyata dengan bobot kering pada dosis, kg. kering tajuk pada dosis kg tidak berbeda nyata dengan bobot kering tajuk pada dosis, kg (Tabel ). kering tajuk tertinggi diperoleh perlakuan K T ( kg), K T W (, kg), K T W ( kg), K 3 T W (, kg) (Gambar ). Tabel Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis kompos Dosis Kompos (kg) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Pertumbuhan Stevia Basah Kering Tajuk Tajuk Basah Kering, 37.a.9a 9.7a.7ab.77a.7a 3.ab.ab.9b.73a.7a.7a, 3.ab.79c.bc.bc.3b.9a 3.3b.9bc 9.39c.393c.77a.7a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf % KTW KTW KTW KTW KTW KTW KTW KTW KTW KTW (a) kg. (b), kg KTW KTW KTW KTW KTW (c) kg. K3TW K3TW K3TW K3TW K3TW (d), kg. Gambar Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman pada dosis kompos (a) kg, (b), kg, (c) kg, dan (d), kg.

3 KTW KTW KTW KTW KTW (a) kg. KTW KTW KTW KTW KTW (b), kg KTW KTW KTW KTW KTW (c) kg. K3TW K3TW K3TW K3TW K3TW (d), kg. Gambar Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun pada dosis kompos (a) kg, (b), kg, (c) kg, dan (d), kg. KT KTW KTW KTW KTW 3 3 KT KTW KTW KTW KTW (a) kg. (b), kg. KT KTW KTW KTW KTW 3 K3T K3TW K3TW K3TW K3TW (c) kg. (d), kg. Gambar 3 Diagram batang bobot basah tajuk pada dosis kompos (a) kg, (b), kg, (c) kg, dan (d), kg.

4 ,,,,,,,,,,,,, KT KTW KTW KTW KTW KT KTW KTW KTW KTW (a) kg. (b), kg.,,,,,, KT KTW KTW KTW KTW,,,,, -, K3T K3TW K3TW K3TW K3TW (c) kg. (d), kg. Gambar Diagram batang bobot basah akar pada dosis kompos (a) kg, (b), kg, (c) kg, dan (d), kg. kering tajuk KT KTW KTW KTW KTW kering tajuk KT KTW KTW KTW KTW (a) kg. (b), kg. kering tajuk kering tajuk KT KTW KTW KTW KTW K3T K3TW K3TW K3TW K3TW (c) kg. (d), kg. Gambar Diagram batang bobot kering tajuk pada dosis kompos (a) kg, (b), kg, (c) kg, dan (d), kg. Dosis Unsur Kelumit

5 7 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa dosis unsur kelumit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah tajuk (Tabel 3, Lampiran - ). Pada bobot kering tajuk dan akar, serta bobot basah akar, hasil analisis sidik ragam memberikan hasil tidak berpengaruh nyata (Tabel 3, Lampiran -7). Tanaman tertinggi diperoleh pada dosis unsur kelumit ppm. Tinggi tanaman pada dosis unsur kelumit ppm tidak berbeda nyata dengan tanaman pada dosis ppm, tapi berbeda nyata dengan dosis ppm (Tabel 3). Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman tertinggi dicapai oleh K T ( ppm), K 3 T W ( ppm), dan K T W ( ppm) (Gambar ). Jumlah daun pada perlakuan dan ppm, tidak berbeda nyata masing-masing sebesar.9 dan.93. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan perlakuan tanpa unsur kelumit (Tabel 3). Jumlah daun terbanyak diperoleh perlakuan K T W ( ppm), K T W ( ppm), dan K T ( ppm) (Gambar 7). basah tajuk tertinggi dihasilkan tanaman dengan dosis ppm. basah tajuk pada dosis ppm tidak berbeda nyata dengan bobot basah tajuk pada dosis ppm tetapi berbeda nyata dengan bobot basah tajuk pada dosis ppm (Tabel 3). Diagram batang bobot basah tajuk tertinggi diperoleh perlakuan K T W ( ppm), K T W ( ppm), dan K T ( ppm) (Gambar ). Tabel 3 Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan dosis unsur kelumit Dosis unsur kelumit (ppm) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Pertumbuhan Stevia Basah Kering Tajuk Tajuk Basah Kering 3.7ab 9.3a.7b.37a.777a.a 3.b.9ab.39ab.3a.37a.a 3.9a.93b.3a.77a.7a.9a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf % KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (a) ppm. (c) ppm KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW Gambar Kurva pertumbuhan untuk tinggi tanaman dengan menggunakan dosis unsur kelumit (a) ppm, (b) ppm, dan (c) ppm. (b) ppm.

6 KT KT KT K3T KTW KTW KTW K3TW (a) ppm. (a) ppm KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (b) ppm. (b) ppm KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (c) ppm. Gambar 7 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan menggunakan dosis unsur kelumit (a) ppm, (b) ppm, dan (c) ppm. 3 3 KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (c) ppm Gambar Diagram batang bobot basah tajuk dengan menggunakan dosis unsur kelumit (a) ppm, (b) ppm, dan (c) ppm. Waktu Penyemprotan Hasil analisis sidik ragam menunjukkan waktu penyemprotan tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot kering akar (Tabel, Lampiran, 3, dan 7). Waktu penyemprotan unsur kelumit berpengaruh nyata pada bobot basah akar dan tajuk, dan bobot kering tajuk (Tabel, Lampiran -). Jumlah daun yang terbentuk pada perlakuan dengan waktu penyemprotan lebih sedikit daripada tanpa penyemprotan unsur kelumit. Jumlah daun pada waktu penyemprotan hari sekali tidak berbeda nyata dengan tanaman pada waktu penyemprotan 3 hari sekali, tetapi berbeda nyata dengan tanaman yang tidak disemprot unsur kelumit (Tabel ). Kurva pertumbuhan jumlah daun terbanyak diperoleh perlakuan K 3 T W (3 hari sekali), K T W ( hari sekali), dan K T (tanpa disemprot) (Gambar 9). basah tajuk tertinggi dihasilkan tanaman pada waktu penyemprotan 3 hari sekali. basah tajuk pada waktu penyemprotan hari sekali tidak berbeda nyata dengan bobot basah tajuk tanpa penyemprotan, tapi berbeda nyata dengan bobot basah tajuk dengan waktu penyemprotan 3 hari sekali (Tabel ). Diagram batang bobot basah tajuk tertinggi diperoleh perlakuan K T W (3 hari sekali), K T W ( hari sekali), dan K T (tanpa disemprot) (Gambar ).

7 9 basah akar tertinggi diperoleh tanaman pada waktu penyemprotan hari sekali. basah akar pada waktu penyemprotan hari sekali tidak berbeda nyata dengan bobot basah akar pada waktu penyemprotan 3 hari sekali, tapi berbeda nyata dengan bobot basah akar tanpa penyemprotan unsur kelumit (Tabel ). Diagram batang bobot basah akar tertinggi K T (tanpa disemprot), K T W (3 hari sekali), dan K T W ( hari sekali) (Gambar ). kering tajuk tertinggi diperoleh tanaman pada waktu penyemprotan 3 hari sekali. kering tajuk dengan waktu penyemprotan 3 hari sekali berbeda nyata dengan bobot kering tajuk pada waktu penyemprotan hari sekali, tapi tidak berbeda nyata dengan bobot kering tajuk tanpa penyemprotan (Tabel ). Pada waktu penyemprotan 3 hari sekali, hari sekali, dan kontrol bobot kering tajuk tertinggi masing-masing adalah perlakuan K 3 T W, K T W, dan K T (Gambar ). Tabel Pertumbuhan stevia yang ditanam pada media dengan perbedaan waktu penyemprotan unsur kelumit Waktu Penyemprotan (hari) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Pertumbuhan Stevia Basah Kering Tajuk Tajuk Basah Kering 3.7a 9.3a.7b.37ab.777b.a a.3ab.7a.9a.7ab.7a 33.a 7.9b.9b.b.7333a.79a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf % KTW KTW KTW K3TW (a) tanpa disemprot KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (c) hari sekali. Gambar 9 Kurva pertumbuhan untuk jumlah daun dengan waktu penyemprotan unsur kelumit (a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) hari sekali. KTW KTW KTW KTW KTW KTW K3TW K3TW (b) 3 hari sekali.

8 , KT KT KT K3T,,,,,, -, KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW (a) tanpa disemprot. (c) hari sekali. 3 3 KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW Gambar Diagram batang bobot basah akar dengan waktu penyemprotan unsur kelumit (a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) hari sekali. 3 3 (b) 3 hari sekali. KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW (c) hari sekali. Gambar Diagram batang bobot basah tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit (a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) hari sekali. kering tajuk kering tajuk KT KT KT K3T (a) tanpa disemprot. KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW,,,, KT KT KT K3T -, (a) tanpa disemprot.,,,,,, KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW kering tajuk (gram ) (b) 3 hari sekali. KTW KTW KTW K3TW KTW KTW KTW K3TW (c) hari sekali. Gambar Diagram batang bobot kering tajuk dengan waktu penyemprotan unsur kelumit (a) tanpa disemprot, (b) 3 hari sekali, dan (c) hari sekali. (b) 3 hari sekali.

9 Interaksi antara Kompos, Unsur Kelumit, dan Waktu Penyemprotan Hasil analisis sidik ragam interaksi antara dosis kompos dan waktu penyemprotan memperlihatkan bahwa perlakuan K W mempunyai hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan K 3 W, K W, dan K 3 W. K W tidak berbeda nyata dengan K W, K W, dan K W. K W tidak berbeda nyata dengan perlakuan K W, K W, dan K W. K 3 W berbeda nyata dengan K W, K 3 W, K W, dan K 3 W (Tabel ) (Lampiran ). Untuk analisis sidik ragam interaksi antara dosis kompos dan dosis unsur kelumit, perlakuan K T mempunyai hasil berbeda nyata dengan perlakuan K T, K 3 T, K T, K T, K 3 T, dan K T. K T tidak berbeda nyata dengan K T, K T, K 3 T, dan K T. K T tidak berbeda nyata dengan K T, K 3 T, K T, K 3 T, K T, dan K T. K 3 T berbeda nyata dengan K 3 T dan K T (Tabel ) (Lampiran ). Analisis sidik ragam untuk interaksi dosis kompos, dosis unsur kelumit, dan waktu penyemprotan menunjukkan hasil bahwa perlakuan K T W berbeda nyata dengan perlakuan K 3 T W dan K T W. K T W tidak berbeda nyata dengan K T W, K T W, K T W, dan K T W. K T W tidak berbeda nyata dengan K T W, K T W, K 3 T W, K 3 T W, dan K T W. K T W berbeda nyata dengan K T W, K 3 T W, dan K T W. K T W tidak berbeda nyata dengan K T W, K T W, dan K 3 T W, sedangkan perlakuan K T W tidak berbeda nyata dengan K 3 T W dan K 3 T W (Tabel 7) (Lampiran ). Tabel Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan waktu penyemprotan Interaksi Basah Tajuk K W.7a K W.33a K 3 W.333b K W.37b K W 3.97bc K W.97bcd K W.cde K W 9.7cdef K W 9.def K 3 W 7.3efg K W.9fg K 3 W.9g Tabel Hasil uji lanjut interaksi antara kompos dan unsur kelumit Interaksi Basah Tajuk K T 9.33a K T.37b K T.997bc K T.bcd K T 3.97cbd K 3 T 3.7bcd K T.9cd K 3 T.d K T 9.7d K T 9.7d K 3 T.9e K T.e Tabel 7 Hasil uji lanjut interaksi antara kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan Interaksi Basah Tajuk K T W 3.7a K T W.9a K 3 T W.33b K T W 9.393bc K T W.37cd K T W.33cde K T W 3.97def K T W.773def K T W.77def K T W.efg K T W.efg K 3 T W.37efgh K 3 T W.33efgh K T W 9.7efgh K T W 9.fghi K T W.33fghi K T W.3ghij K 3 T W.9hij K 3 T W.ij K T W.7i Kandungan Gula Stevia Hasil analisis kandungan gula stevia menunjukkan yang mempunyai kandungan gula stevia tertinggi adalah tanaman stevia dengan perlakuan K T W, sedangkan kandungan gula stevia terendah dicapai oleh stevia dengan perlakuan K T (Tabel ).

10 Tabel Hasil analisis kandungan gula S Bs (g) Bk (g) K T W..9 K T W K T Keterangan : S = Sampel. Bs = sampel. Bk = kosong. Bks = kertas saring. K = Kristal. Kg = Kandungan gula. PEMBAHASAN Bks + K (g) Kg (%) Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur kelumit terhadap tanaman stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.) dapat dilihat pada tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah akar dan tajuk, dan bobot kering akar dan tajuk. Dari hasil penelitian terlihat bahwa stevia dengan konsentrasi kompos, kg mempunyai pertumbuhan yang paling baik di antara konsentrasi kompos lain ( kg, kg, dan, kg). Hal ini diduga karena konsentrasi kompos, kg telah terdekomposisi sempurna dibandingkan konsentrasi lainnya sehingga semua unsur hara dapat terserap dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Asam-asam yang dilepaskan sebagai akibat dekomposisi bahan organik mempercepat pelapukan mineral yang banyak mengandung basabasa, sehingga terbentuk unsur-unsur hara. Unsur-unsur hara tanaman diserap oleh tanaman dari tanah ke bagian atas tanaman (Hardjowigeno 3). Unsur N, P, dan K yang terdapat pada nitrogen, P O, dan K O tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah cabang, tetapi ketiga unsur tersebut mempengaruhi bobot kering daun stevia (Lee et al. 9). Hasil analisis tanah (Lampiran ) dan kompos (Lampiran 9) bila dibandingkan dengan kriteria sifat tanah (Lampiran ) terlihat bahwa kadar N pada tanah tergolong rendah, sehingga unsur N pada kompos yang mempengaruhi produksi daun stevia. Kandungan P dan K dalam tanah tergolong sedang, maka unsur P dan K dalam kompos meningkatkan produksi daun. Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur (Lingga & Marsono 7). Penyerapan unsur N, P, dan K naik secara signifikan sejalan dengan peningkatan penggunaan pupuk (Chalapathi 997). Goenadi (9) menyatakan penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan tinggi tanaman dan pembentukan daun, sehingga dapat meningkatkan berat kering tanaman. Data pertumbuhan tanaman pada konsentrasi kompos yang berbeda, menunjukkan hasil bahwa stevia pada kontrol (konsentrasi kompos kg) mempunyai pertumbuhan yang lebih rendah daripada konsentrasi kompos yang lain. pupuk kandang pada media tanam tanaman stevia menghasilkan pertumbuhan dan produksi stevia yang lebih baik daripada perlakuan tanpa pupuk kandang (Syukur 99). Unsur kelumit yang digunakan termasuk dalam pupuk daun. Pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke tanaman melalui penyemprotan ke daun. Sebelum disemprotkan, umumnya pupuk daun perlu diencerkan dengan konsentrasi tertentu sesuai dosis yang dianjurkan oleh tanaman (Lingga & Marsono 7). Hasil stevia pada konsentrasi unsur kelumit ppm mempunyai pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi daripada konsentrasi unsur kelumit lainnya. Unsur kelumit berperan penting dalam metabolisme tanaman, sehingga unsur kelumit mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Srivastava & Gupta 99). Rendahnya pertambahan jumlah daun pada tanaman yang disemprot dengan unsur kelumit dibandingkan kontrol, pada kontrol kebutuhan akan nutrisi sudah terpenuhi oleh kompos, sehingga tanpa unsur kelumit, pertumbuhan tanaman lebih baik dibandingkan dengan stevia yang disemprot unsur kelumit. Selain itu, unsur kelumit yang disemprotkan pada tanaman stevia tidak terserap sempurna, karena terbuang lewat penguapan daun. Penyemprotan pupuk daun saat sinar matahari sedang terik atau suhu tinggi dapat menyebabkan air akan

artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda

artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Perhitungan Manual Statistik T 2 -Hotelling pada Garut Jantan dan Ekor Tipis Jantan Hipotesis: H 0 : U 1 = U 2 H 1 : U 1 U 2 Rumus T 2 -Hotelling: artinya vektor nilai rata-rata

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data analisis awal tanah Jenis Analisis Satuan Nilai Kriteria ph H 2 O - 4,56 Masam C-Organik % 1,75 Rendah N-Total % 0,22 Sedang C/N Ratio - 7,95 Rendah P-tersedia (ppm) ppm

Διαβάστε περισσότερα

50 cm. 30 cm J1M1 J1M2 S J3M0 J3M2 J1M0 J3M1 J2M2 J3M0 J2M1

50 cm. 30 cm J1M1 J1M2 S J3M0 J3M2 J1M0 J3M1 J2M2 J3M0 J2M1 Lampiran 1. Bagan plot penelitian 50 cm J3M2 J1M0 J2M0 J1M1 50 cm J1M1 30 cm J1M2 U J2M1 J1M2 J2M2 S J3M0 J3M2 J1M0 J2M0 J1M0 J3M0 J2M2 J3M1 J2M1 J3M1 I J2M2 II J2M0 III J1M2 J3M0 J3M2 J1M1 J2M1 J3M1 Lampiran

Διαβάστε περισσότερα

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL III TNR 1 Space.0 STATISTIK

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai. Varietas Anjasmoro

Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai. Varietas Anjasmoro Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai Varietas Anjasmoro Nama varietas Kategori SK : Anjasmoro : Varietas ungggul nasional (released variety) : 537/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober tahun 2001 Tahun

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan

Διαβάστε περισσότερα

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Wortel pada Umur 30 HST. Tabel Tinggi Tanaman (cm) Wortel pada Umur 30 HST Ulangan Jumlah Purata

Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Wortel pada Umur 30 HST. Tabel Tinggi Tanaman (cm) Wortel pada Umur 30 HST Ulangan Jumlah Purata LAMPIRAN 24 Lampiran 1 Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Wortel pada Umur 30 HST Tabel Tinggi Tanaman (cm) Wortel pada Umur 30 HST 0 7,4 8,0 9,0 24,40 8,13 2,5 8,8 8,2 9,0 26,00 8,67 5 9,2 9,0 9,0 27,20

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Limit dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Operasi Aljabar pada Pembahasan pada limit untuk fungsi dua peubah adalah memberikan pengertian mengenai lim f (x, y) = L (x,y) (a,b) Masalahnya adalah

Διαβάστε περισσότερα

TEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan

TEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan TKS 6112 Keandalan Struktur TEORI PELUANG* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Sebuah bangunan dirancang melalui serangkaian perhitungan yang cermat terhadap beban-beban rencana dan bangunan tersebut

Διαβάστε περισσότερα

PERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari

PERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari PERSAMAAN KUADRAT 0. EBT-SMP-00-8 Pada pola bilangan segi tiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke- a. 8 b. 6 c. d. 6 0. EBT-SMP-0-6 (a + b) = a + pa b + qa b + ra b + sab + b Nilai p q = 0 6 70 0. MA-77-

Διαβάστε περισσότερα

Sebaran Peluang Gabungan

Sebaran Peluang Gabungan Sebaran Peluang Gabungan Peubah acak dan sebaran peluangnya terbatas pada ruang sampel berdimensi satu. Dengan kata lain, hasil percobaan berasal dari peubah acak yan tunggal. Tetapi, pada banyak keadaan,

Διαβάστε περισσότερα

ANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM

ANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM ANALSS LTA ELEKTK ANALSS LTA ELEKTK OBJEKTF AM Unit Memahami konsep-konsep asas Litar Sesiri, Litar Selari, Litar Gabungan dan Hukum Kirchoff. OBJEKTF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Menerangkan

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul

Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul Asumsi: a. Pengaplikasian POG pada budidaya tebu lahan kering dengan sistem tanam Double Row b. Luas lahan = 1 ha = 10000

Διαβάστε περισσότερα

Sistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar

Sistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar untuk Fakultas Pertanian Uhaisnaini.com Contents 1 Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 55 Lampiran 1. (lanjutan) 56 Lampiran 2. Gambar tumbuhan pinang (Areca catechu L.) (a) Keterangan: a. Pohon pinang b. Pelepah pinang (b) 57 Lampiran 3. Gambar tumbuhan

Διαβάστε περισσότερα

A. Distribusi Gabungan

A. Distribusi Gabungan HANDOUT PERKULIAHAN Mata Kuliah Pokok Bahasan : Statistika Matematika : Distibusi Dua peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Distribusi Gabungan Definisi 1: Peubah Acak Berdimensi Dua Jika S merupakan

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Fungsi Dua Peubah atau Lebih dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 dengan Dua Peubah Real dengan Dua Peubah Real Pada fungsi satu peubah f : D R R D adalah daerah asal (domain) suatu fungsi

Διαβάστε περισσότερα

TH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun

TH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun TH383 Realiti Maa Transformasi 3D menggunakan multiplikasi matriks untuk hasilkan kompaun transformasi menggunakan kompaun transformasi - hasilkan sebarang transformasi dan ungkapkan sebagai satu transformasi

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia

Kalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Kalkulus 1 Sistem Bilangan Real Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa

Διαβάστε περισσότερα

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP JARAK TANAM DI LAHAN SAWAH SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP JARAK TANAM DI LAHAN SAWAH SKRIPSI RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP JARAK TANAM DI LAHAN SAWAH SKRIPSI Oleh: TRISNA MARDIYASA 040307019 / BDP-PET DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya.

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang

Διαβάστε περισσότερα

Transformasi Koordinat 2 Dimensi

Transformasi Koordinat 2 Dimensi Transformasi Koordinat 2 Dimensi RG141227 - Sistem Koordinat dan Transformasi Semester Gasal 2016/2017 Ira M Anjasmara PhD Jurusan Teknik Geomatika Sistem Koordinat 2 Dimensi Digunakan untuk mempresentasikan

Διαβάστε περισσότερα

Konvergen dalam Peluang dan Distribusi

Konvergen dalam Peluang dan Distribusi limiting distribution Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika July 5, 2014 Outline 1 Review 2 Motivasi 3 Konvergen dalam peluang 4 Konvergen dalam distribusi Back Outline 1 Review 2 Motivasi

Διαβάστε περισσότερα

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000 PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM 4+000 KM 7+000 LATAR BELAKANG TUJUAN DAN BATASAN MASALAH METODOLOGI PERENCANAAN HASIL Semakin meningkatnya

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat

Διαβάστε περισσότερα

B. Landasan Teori...25 C. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN.. 26 A. Bahan dan Alat 26 B. Alur Penelitian.26 C. Analisis Hasil.. 29 BAB IV.

B. Landasan Teori...25 C. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN.. 26 A. Bahan dan Alat 26 B. Alur Penelitian.26 C. Analisis Hasil.. 29 BAB IV. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.. iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN..v MOTTO.. vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR..xi

Διαβάστε περισσότερα

Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO

Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND Kompetensi menguraikan ciri-ciri suatu kurva normal menentukan luas daerah dibawah kurva normal menerapkan sebaran normal dalam

Διαβάστε περισσότερα

DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN

DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN OBJEKTIF KAJIAN Mendapatkan dan membandingkan nilai tegasan ricih, τ, dan modulus ricih, G, bagi plat CFRP yang berorientasi

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 53 Lampiran 2. Gambar tumbuhan pinang, biji pinang, sabut buah pinang dan simplisia sabut buah pinang (Areca catechu L.) Gambar pohon pinang Gambar biji pinang Gambar

Διαβάστε περισσότερα

KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS

KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS HIPOTESIS Hipotesis = Tekaan atau jangkaan terhadap penyelesaian atau jawapan kepada masalah kajian Contoh: Mengapakah suhu bilik kuliah panas? Tekaan atau Hipotesis???

Διαβάστε περισσότερα

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Semakin sedikit tersedianya luas lahan yang digunakan untuk membangun suatu bangunan menjadikan perencana lebih inovatif dalam perencanaan, maka pembangunan tidak

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Dasar Perencanaan 4.1.1. Gambaran Umum Gambar 4.1. Tampak Atas Rencana Tangga Gambar 4.. Detail Rencana Tangga 8 9 4.1.. Identifikasi Data dari perencanaan tangga yakni :

Διαβάστε περισσότερα

LOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 )

LOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 ) LOGIKA MATEMATIKA MODUL 1 Himpunan Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 ) Himpunan I. Definisi dan Notasi Himpunan adalah kumpulan sesuatu yang didefinisikan

Διαβάστε περισσότερα

2 m. Air. 5 m. Rajah S1

2 m. Air. 5 m. Rajah S1 FAKULI KEJURUERAAN AL 1. Jika pintu A adalah segi empat tepat dan berukuran 2 m lebar (normal terhadap kertas), tentukan nilai daya hidrostatik yang bertindak pada pusat tekanan jika pintu ini tenggelam

Διαβάστε περισσότερα

Matematika

Matematika Sistem Bilangan Real D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa D3 Analis Kimia angkatan

Διαβάστε περισσότερα

ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK

ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Agung M Alamsyah NRP : 9521037 NIRM : 41077011950298 Pembimbing : Dr. Ir. Agung Bagiawan

Διαβάστε περισσότερα

INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR

INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS Oleh MUHAMMAD FAJAR 2016 ABSTRAK Judul Penelitian : Investigasi Empirik Kekuatan Uji KPSS Kata Kunci : Uji KPSS, Data Generating Process, Persentase Keputusan Salah

Διαβάστε περισσότερα

Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim

Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim Yudi Arpa #1, Muhammad Subhan #, Riry Sriningsih # #Jurusan Matematika, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751) 444648,

Διαβάστε περισσότερα

Peta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI

Peta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI Bab 5 FUNGSI TRIGONOMETRI Peta Konsep 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif 5. 6 Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI 5. Graf Fungsi Sinus, Kosinus dan Tangen 5.4 Identiti Asas 5.5

Διαβάστε περισσότερα

Perubahan dalam kuantiti diminta bagi barang itu bergerak disepanjang keluk permintaan itu.

Perubahan dalam kuantiti diminta bagi barang itu bergerak disepanjang keluk permintaan itu. BAB 3 : ISI RUMAH SEBAGAI PENGGUNA SPM2004/A/S3 (a) Rajah tersebut menunjukkan keluk permintaan yang mencerun ke bawah dari kiri ke kanan. Ia menunjukkan hubungan negatif antara harga dengan kuantiti diminta.

Διαβάστε περισσότερα

STUDI PENGARUH BAHAN VIENISON SB TERHADAP KUAT GESER PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG ABSTRAK

STUDI PENGARUH BAHAN VIENISON SB TERHADAP KUAT GESER PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG ABSTRAK STUDI PENGARUH BAHAN VIENISON SB TERHADAP KUAT GESER PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG Annisaa Dwiretnani NRP: 0721001 Pembimbing: Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK Dalam beberapa situasi, stabilisasi

Διαβάστε περισσότερα

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR digilib.uns.ac.id 7 BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Skema dan Prinsip Kerja Alat Gambar 3.1. Meja kerja portabel. Prinsip kerja dari meja kerja portabel ini adalah meja kerja yang mempunyai massa yang

Διαβάστε περισσότερα

Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016

Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016 Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat March 5, 2016 Asal Usul Bilangan Euler e 1 1. Bilangan Euler 2 3 4 Asal Usul Bilangan Euler e Bilangan Euler atau e = 2, 7182818284...

Διαβάστε περισσότερα

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGEMBANGAN INSTRUMEN OLEH : IRFAN (A1CI 08 007) PEND. MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012 A. Definisi Konseptual Keterampilan sosial merupakan kemampuan

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat

Kalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat Kalkulus 1 Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam sistem koordinat, yaitu:

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018

Kalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018 Kalkulus Elementer Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018 Nanda Arista Rizki, M.Si. Kalkulus Elementer 1/83 Referensi: 1 Dale Varberg, Edwin

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR ISI. Halaman. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...... ii LEMBAR PERSETUJUAN...... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Διαβάστε περισσότερα

( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 )

( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 ) (1) Tentukan nilai bagi P, Q, dan R MODEL PT MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA 1 P 0 Q 1 R 2 (4) Lengkapkan operasi di bawah dengan mengisi petak petak kosong berikut dengan nombor yang sesuai. ( 1

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Matriks Peluang Transisi Matriks Stokastik Chapman-Komogorov Equations Peluang Transisi Tak Bersyarat Perilaku bunuh diri kini kian

Διαβάστε περισσότερα

EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet

EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet UNIVERSITI SAINS MALAYSIA PUSAT PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet 1. Satu litar magnet mempunyai keengganan S = 4 x

Διαβάστε περισσότερα

Pumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc

Pumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc Semester Ganjil 2013 Jum at, 08.11.2013 Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc Email: kurnia.saputra@gmail.com Jurusan Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala

Διαβάστε περισσότερα

SMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat:

SMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat: SOALAN 1 Cakera dengan garis pusat d berputar pada halaju sudut ω di dalam bekas mengandungi minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai kelikatan µ. Anggap bahawa susuk halaju

Διαβάστε περισσότερα

Keterusan dan Keabadian Jisim

Keterusan dan Keabadian Jisim Pelajaran 8 Keterusan dan Keabadian Jisim OBJEKTIF Setelah selesai mempelajari Pelajaran ini anda sepatutnya dapat Mentakrifkan konsep kadar aliran jisim Mentakrifkan konsep kadar aliran Menerangkan konsep

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Perilaku bunuh diri kini kian menjadi-jadi. Hesti (nama sebenarnya) adalah sebuah contoh. Dia pernah melakukan percobaan bunuh diri,

Διαβάστε περισσότερα

(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan:

(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan: MODUL 3 [Kertas 1]: MATEMATIK TAMBAHAN JPNK 015 Muka Surat: 1 Jawab SEMUA soalan. 1 Rajah 1 menunjukkan hubungan antara set A dan set B. 6 1 Set A Rajah 1 4 5 Set B (a) Nyatakan julat hubungan itu (b)

Διαβάστε περισσότερα

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban

Διαβάστε περισσότερα

BAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT. Gedung Kampus di Kota Palembang yang terdiri dari 11 lantai tanpa basement

BAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT. Gedung Kampus di Kota Palembang yang terdiri dari 11 lantai tanpa basement BAB III PERHITUNGAN TANGGA DAN PELAT 3.1. Analisis Beban Gravitasi Beban gravitasi adalah beban ang bekerja pada portal dan berupa beban mati serta beban hidup. Bangunan ang akan dianalisis pada penulisan

Διαβάστε περισσότερα

Hendra Gunawan. 16 April 2014

Hendra Gunawan. 16 April 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 16 April 014 Kuliah yang Lalu 13.11 Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang 13. Integral Berulang 13.3 33Integral Lipat Dua atas Daerah Bukan Persegi

Διαβάστε περισσότερα

PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK

PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK 2 SKEMA MODUL PECUTAN AKHIR 20 No Jawapan Pembahagian (a) 00000 0000 0000 Jumlah 000 TIM00 #0300 TIM00 000 000 0M END Simbol dan data betul : 8 X 0.5M = 4M

Διαβάστε περισσότερα

Unit PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM OBJEKTIF KHUSUS

Unit PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM OBJEKTIF KHUSUS PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM Memahami konsep-konsep asas litar elektrik, arus, voltan, rintangan, kuasa dan tenaga elektrik. Unit OBJEKTIF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Mentakrifkan

Διαβάστε περισσότερα

TINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987).

TINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan

Διαβάστε περισσότερα

LAPORAN KAJIAN: JUMLAH PENGAMBILAN AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARIAN MENGIKUT JANTINA KOD KURSUS: STQS 1124 NAMA KURSUS: STATISTIK II

LAPORAN KAJIAN: JUMLAH PENGAMBILAN AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARIAN MENGIKUT JANTINA KOD KURSUS: STQS 1124 NAMA KURSUS: STATISTIK II LAPORAN KAJIAN: JUMLAH PENGAMBILAN AIR DALAM KEHIDUPAN SEHARIAN MENGIKUT JANTINA KOD KURSUS: STQS 114 NAMA KURSUS: STATISTIK II DISEDIAKAN OLEH: (KUMPULAN 3D) 1. SORAYYA ALJAHSYI BINTI SALLEH A154391.

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 HASIL KAJIAN. dengan maklumat latar belakang responden, impak modal sosial terhadap prestasi

BAB 4 HASIL KAJIAN. dengan maklumat latar belakang responden, impak modal sosial terhadap prestasi BAB 4 HASIL KAJIAN 4.1 Pengenalan Bahagian ini menghuraikan tentang keputusan analisis kajian yang berkaitan dengan maklumat latar belakang responden, impak modal sosial terhadap prestasi pendidikan pelajar

Διαβάστε περισσότερα

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X. BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua

Διαβάστε περισσότερα

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)

Διαβάστε περισσότερα

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP

BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP BAB 4 PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP 41 Perencanaan Pelat Lantai dan Pelat Atap 5 4 3 1 500 500 500 500 I I 300 A B E G B A G C C D D F F H F E D D C C C D F F F D C D D F F F D D D D F F F D

Διαβάστε περισσότερα

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X. BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua

Διαβάστε περισσότερα

Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan Diferensial Parsial Persamaan Diferensial Parsial Turunan Parsial f (, ) Jika berubah ubah sedangkan tetap, adalah fungsi dari dan turunanna terhadap adalah f (, ) f (, ) f (, ) lim 0 disebut turunan parsialpertama dari f

Διαβάστε περισσότερα

LAMPIRAN 1. Hasil Observasi dan Wawancara Pedagang Siomay di Semarang

LAMPIRAN 1. Hasil Observasi dan Wawancara Pedagang Siomay di Semarang LAMPIRAN 1. Hasil Observasi dan Wawancara Pedagang Siomay di Semarang Pertanyaan : 1. Berapa jam Anda berjualan dalam sehari? 2. Bagaimana cara membuat kubis gulung yang digunakan sebagai pelengkap siomay?

Διαβάστε περισσότερα

Tegangan Permukaan. Kerja

Tegangan Permukaan. Kerja Tegangan Permukaan Kerja Cecair lebih cenderung menyesuaikan bentuknya ke arah yang luas permukaan yang minimum. Titisan cecair berbentuk sfera kerana nisbah luas permukaan terhadap isipadu adalah kecil.

Διαβάστε περισσότερα

Bab 1 Mekanik Struktur

Bab 1 Mekanik Struktur Bab 1 Mekanik Struktur P E N S Y A R A H : D R. Y E E M E I H E O N G M O H D. N O R H A F I D Z B I N M O H D. J I M A S ( D B 1 4 0 0 1 1 ) R E X Y N I R O AK P E T E R ( D B 1 4 0 2 5 9 ) J O H A N

Διαβάστε περισσότερα

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LAMPIRAN I PENILAIAN POSTUR KERJA AKTUAL Postur Kerja Memindahkan Biscuit ke Mesin Timbang Manual Tabel A Tabel B Bagian Tubuh Skor Bagian Tubuh Skor Lengan Atas 1 Batang Tubuh 2 Lengan

Διαβάστε περισσότερα

gram positif yang diuji adalah Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus ATCC 25923,

gram positif yang diuji adalah Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus ATCC 25923, 3.2.2 Penskrinan aktiviti antimikrob Ekstrak metanol sampel Cassia alata L. dan Cassia tora L. dijalankan penskrinan aktiviti antimikrob dengan beberapa jenis mikrob yang patogenik kepada manusia seperti

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Lingkup Kajian... 3 1.3.

Διαβάστε περισσότερα

RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN

RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN Jurnal Teknologi, 38(C) Jun 003: 5 8 Universiti Teknologi Malaysia RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN 5 RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN YEOH WENG KANG & JAMALUDIN MD. ALI Abstrak. Rumus untuk

Διαβάστε περισσότερα

KANDUNGAN BAB PERKARA HALAMAN PENGESAHAN STATUS TESIS PENGESAHAN PENYELIA HALAMAN JUDUL PENGAKUAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT

KANDUNGAN BAB PERKARA HALAMAN PENGESAHAN STATUS TESIS PENGESAHAN PENYELIA HALAMAN JUDUL PENGAKUAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT vii KANDUNGAN BAB PERKARA HALAMAN PENGESAHAN STATUS TESIS PENGESAHAN PENYELIA HALAMAN JUDUL i PENGAKUAN ii DEDIKASI iii PENGHARGAAN iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KANDUNGAN vii SENARAI JADUAL xiv SENARAI RAJAH

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii DEDIKASI iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR TABEL xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvii

Διαβάστε περισσότερα

Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV,1994)

Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV,1994) Autistic Spectrum Disorder 1. Autistic Disorder (Autism) 2. Non-Autistic : -Pervasive Developmental Disorder -Asperger syndrome -Ratt s Syndrome -Fragile x Syndrome -Childhood Disintegrative Disorder Diagnostic

Διαβάστε περισσότερα

UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA

UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA KEPUTUSAN MESYUARAT KALI KE 63 JAWATANKUASA FARMASI DAN TERAPEUTIK HOSPITAL USM PADA 24 SEPTEMBER 2007 (BAHAGIAN 1) DAN 30 OKTOBER 2007 (BAHAGIAN 2) A. Ubat

Διαβάστε περισσότερα

BABIV HASILANALISISDANPEMBAHASAN. dengan sampelresponden adalah paramanajeryang bekerjadiperusahaan

BABIV HASILANALISISDANPEMBAHASAN. dengan sampelresponden adalah paramanajeryang bekerjadiperusahaan BABIV HASILANALISISDANPEMBAHASAN 4.1.GambaranUmumResponden Penelitian inidilakukan padaperusahaan manufakturdisemarang, dengan sampelresponden adalah paramanajeryang bekerjadiperusahaan manufaktursemarangskalamenengahbesar.berikutiniadalahtabelyang

Διαβάστε περισσότερα

KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA

KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA Makmal Mekanik Pepejal KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA 1.0 PENGENALAN Dalam rekabentuk sesuatu anggota struktur yang akan mengalami tegasan, pertimbangan utama ialah supaya anggota tersebut selamat dari

Διαβάστε περισσότερα

Ciri-ciri Taburan Normal

Ciri-ciri Taburan Normal 1 Taburan Normal Ciri-ciri Taburan Normal Ia adalah taburan selanjar Ia adalah taburan simetri Ia adalah asimtot kepada paksi Ia adalah uni-modal Ia adalah keluarga kepada keluk Keluasan di bawah keluk

Διαβάστε περισσότερα

Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron

Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri Sakdiah Basiron TEKIMETRI PENGENALAN TAKIMETRI ADALAH SATU KAEDAH PENGUKURAN JARAK SECARA TIDAK LANGSUNG BAGI MENGHASILKAN JARAK UFUK DAN JARAK TEGAK KEGUNAAN

Διαβάστε περισσότερα

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Winda Tri Wahyuningtyas Gati Annisa Hayu Plate Girder Plate girder adalah balok besar yang dibuat dari susunan yang disatukan

Διαβάστε περισσότερα

LATAR BELAKANG BATASAN MASALAH

LATAR BELAKANG BATASAN MASALAH LATAR BELAKANG Wilayah Indonesia yang terletak di antara 3 lempeng tektonik utama di dunia, interaksi antara ke tiga lempeng utama tersebut mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang rawan terjadi gempa.

Διαβάστε περισσότερα

ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1

ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1 MAKTAB RENDAH Add SAINS your company MARA BENTONG slogan Bab 1 ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1 LOGO Kandungan 1 Jenis Litar Elektrik 2 Meter Pelbagai 3 Unit Kawalan Utama 4 Kuasa Elektrik 1 1.1 Jenis

Διαβάστε περισσότερα

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR 5.1 Output Penulangan Kolom Dari Program Etabs ( gedung A ) Setelah syarat syarat dalam pemodelan struktur sudah memenuhi syarat yang di tentukan dalam peraturan SNI, maka

Διαβάστε περισσότερα

BAB KELIMA RUMUSAN HASIL KAJIAN. Kajian ini pada asasnya bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana pertimbangan hukum

BAB KELIMA RUMUSAN HASIL KAJIAN. Kajian ini pada asasnya bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana pertimbangan hukum BAB KELIMA RUMUSAN HASIL KAJIAN 5.1 Pengenalan Kajian ini pada asasnya bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana pertimbangan hukum syarak di kalangan masyarakat dalam menentukan pendirian politik. Kajian

Διαβάστε περισσότερα

EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan. Dr Zuraidah Mohd Zain Julai, 2005

EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan. Dr Zuraidah Mohd Zain Julai, 2005 EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan Dr Zuraidah Mohd Zain zuraidah@kukum.edu.my Julai, 2005 Overview untuk minggu 1-3 Minggu 1 Overview terma, takrifan kadar kegagalan, MTBF, bathtub curve; taburan

Διαβάστε περισσότερα

Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk

Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk SOALAN 1 Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk menyambungkan dua takal yang terpasang kepada dua aci selari. Garispusat takal pemacu, pada motor adalah

Διαβάστε περισσότερα

Balas. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Balas. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Balas Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Struktur Balas Lapisan balas terletak diatas tanah dasar Fungsi Balas Mendistribusikan beban dari bantalan ke tanah dasar Menahan bantalan (rel) dari pergeseran transversal/lateral

Διαβάστε περισσότερα

perubatan (Struelens, 1998). Strain Staphylococcus aureus dan juga beberapa strain efektif dari sumber semulajadi seperti tumbuhan adalah perlu.

perubatan (Struelens, 1998). Strain Staphylococcus aureus dan juga beberapa strain efektif dari sumber semulajadi seperti tumbuhan adalah perlu. 4.4 Aktiviti Antimikrob Peningkatan kes-kes yang melibatkan mikroorganisma resistans kepada agen antimikrobial dikalangan pesakit yang dirawat menjadi kerunsingan dikalangan pakar perubatan (Struelens,

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Persembahan Abstrak Abstact Kata Pengantar

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Persembahan Abstrak Abstact Kata Pengantar DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Persembahan iv Abstrak v Abstact vi Kata Pengantar vii Daftar Isi viii Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Lampiran xiii Notasi dan Singkatan

Διαβάστε περισσότερα

TOPIK 1 : KUANTITI DAN UNIT ASAS

TOPIK 1 : KUANTITI DAN UNIT ASAS 1.1 KUANTITI DAN UNIT ASAS Fizik adalah berdasarkan kuantiti-kuantiti yang disebut kuantiti fizik. Secara am suatu kuantiti fizik ialah kuantiti yang boleh diukur. Untuk mengukur kuantiti fizik, suatu

Διαβάστε περισσότερα

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005 3472/2 Matematik Tambahan Kertas 2 September 2005 2½ jam MAKTAB RENDAH SAINS MARA 3472/2 PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005 MATEMATIK TAMBAHAN Kertas 2 Dua jam tiga puluh minit 3 4 7 2

Διαβάστε περισσότερα