Pengantar Proses Stokastik

Μέγεθος: px
Εμφάνιση ξεκινά από τη σελίδα:

Download "Pengantar Proses Stokastik"

Transcript

1 Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia

2 Ilustrasi 1 Perilaku bunuh diri kini kian menjadi-jadi. Hesti (nama sebenarnya) adalah sebuah contoh. Dia pernah melakukan percobaan bunuh diri, namun gagal. Menurut pakar, kalau pada suatu waktu seseorang melakukan percobaan bunuh diri maka besar kemungkinan dia akan melakukannya lagi di masa mendatang. Jika seseorang belum pernah melakukan percobaan bunuh diri, di masa mendatang orang tersebut akan mungkin melakukan percobaan bunuh diri. Deskripsikan fenomena diatas sebagai model peluang (probability model).

3 Ilustrasi 2 Loyalitas konsumen terhadap suatu merek barang. Wilkie (1994) mendefinisikan brand loyalty as a favorable attitude toward and consistent purchase of a particular brand. Lyong (1998): brand loyalty is a function of a brands relative frequency of purchase in both time-independent and time-dependent situations. Seorang konsumen pembeli merek barang A diharapkan akan terus membeli barang A. Mungkinkah ini terjadi? Apakah model statistika yang dapat dengan tepat (atau mendekati tepat) merinci peluang terjadinya hal ini? Apakah model ini membantu dalam strategi pemasaran suatu barang?

4 Misalkan sebuah proses stokastik {X t } dengan t = 0, 1, 2,.... Nilai yang mungkin dari X t adalah hingga atau terhitung Memiliki peluang transisi atau peluang berpindahnya keadaan i (pada waktu t) ke keadaan j (pada waktu t + 1) adalah P ij yaitu P(X t+1 = j X t = i, X t 1 = i t 1,..., X 1 = i 1, X 0 = i 0 ) = P ij Distribusi bersyarat X t+1 diberikan keadaan-keadaan lampau X 0, X 1,..., X t 1 dan keadaan sekarang X t, hanya bergantung pada keadaan sekarang (Sifat Markov) Maka proses stokastik demikian dikenal dengan nama Rantai Markov.

5 P ij adalah peluang bahwa proses akan berada di keadaan j dari keadaan i P ij 0, i, j 0; P ij = 1, i = 0, 1,... j=0 Perhatikan P(X t+1 = j X t = i, X t 1 = i t 1,..., X 1 = i 1, X 0 = i 0 ) = P(X t+1 = j X t = i) = P ij disebut peluang transisi satu langkah.

6 Misalkan P menyatakan matriks peluang transisi satu langkah P ij, maka P 00 P 01 P P 10 P 11 P P =... P i0 P i1 P i

7 Atau dapat pula digambarkan sebagai berikut

8 Contoh 1 Jika hari ini hujan, peluang besok hujan adalah α. Jika hari ini tidak hujan, peluang besok hujan adalah β. Misal: 0 : hujan 1 : tidak hujan Maka matriks peluang transisinya adalah ( ) α 1 α P = β 1 β

9 Contoh 2 Dalam suatu hari, Gary bisa ceria (C), biasa saja (B), atau murung (M). Jika hari ini ceria, maka dia akan C, B, atau M besok dengan peluang masing-masing 0.5, 0.4, 0.1. Jika dia merasa biasa saja hari ini, maka dia akan C, B, atau M besok dengan peluang masing-masing 0.3, 0.4, 0.3. Jika dia merasa murung hari ini, maka dia akan C, B, atau M besok dengan peluang masing-masing 0.2, 0.3, 0.5.

10 Misalkan keadaan 0 = C, keadaan 1 = B, dan keadaan 2 = M, maka matriks peluang transisinya adalah P =

11 Contoh 3 Keadaan pada suatu hari: Jika dua hari terakhir hujan, peluang besok hujan 0.7 Jika hari ini hujan dan kemarin tidak hujan, peluang besok hujan 0.5 Jika hari ini tidak hujan dan kemarin hujan, peluang besok hujan 0.4 Jika hari ini dan kemarin tidak hujan, peluang besok hujan 0.2

12 Misal: 0 : hujan 1 : tidak hujan Maka matriks peluang transisinya adalah P =

13 Contoh 4 Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui efek pemberian zat X untuk menangani penyebaran virus A pada tubuh manusia. Penelitian tersebut diujicobakan pada seekor mencit yang diberi suntikan virus A kemudian setelah 6 jam pertama mencit tersebut diberi suntikan zat X. Selanjutnya mencit tersebut akan diamati perubahan kondisinya setiap 6 jam selama 1 minggu. Berdasarkan pengamatan diperoleh data sebagai berikut:

14 Keterangan: S menyatakan kondisi sehat, L menyatakan kondisi lemas, dan P menyatakan kondisi pingsan.

15 Matriks peluang transisinya adalah P =

16 Perhatikan matriks-matriks berikut: P = , P =

17 Matriks-matriks tersebut memiliki sifat-sifat berikut: Memiliki jumlah baris dan kolom sama, atau matriks bujursangkar Jumlah unsur-unsur di setiap baris adalah satu Tidak selalu memiliki jumlah unsur-unsur di setiap kolom sama dengan satu Nilai setiap unsurnya diantara nol dan satu Matriks dengan sifat-sifat tersebut dikatakan sebagai matriks stokastik.

18 Contoh 5 Suatu rantai Markov dengan keadaan-keadaan 0, 1, 2 mempunyai matriks peluang transisi P = dan P(X 0 = 0) = 0.3, P(X 0 = 1) = 0.4, P(X 0 = 2) = 0.3. Hitung P(X 0 = 0, X 1 = 1, X 2 = 2).

19 Penyelesaian: P(X 0 = 0, X 1 = 1, X 2 = 2) = P(X 2 = 2 X 1 = 1, X 0 = 0)P(X 1 = 1, X 0 = 0) = P(X 2 = 2 X 1 = 1, X 0 = 0)P(X 1 = 1 X 0 = 0)P(X 0 = 0) = P(X 2 = 2 X 1 = 1)P(X 1 = 1 X 0 = 0)P(X 0 = 0) = 0(0.2)(0.3) = 0

20 Contoh 6 Suatu rantai Markov dengan keadaan-keadaan 0, 1, P = Hitung P(X 2 = 1, X 3 = 1 X 1 = 0) dan P(X 1 = 1, X 2 = 1 X 0 = 0).

21 Penyelesaian: a. P(X 2 = 1, X 3 = 1 X 1 = 0) = P(X 3 = 1 X 2 = 1)P(X 2 = 1 X 1 = 0) = 0.6(0.2) = 0.12 b. P(X 1 = 1, X 2 = 1 X 0 = 0) = P(X 2 = 1 X 1 = 1)P(X 1 = 1 X 0 = 0) = 0.6(0.2) = 0.12

22 Contoh 7 Suatu matriks stokastik dengan keadaan-keadaan 0, 1, 2 Hitung E(X 2 X 1 = 2) P =

23 Penyelesaian: 2 E(X 2 X 1 = 2) = x 2 P(X 2 = x 2 X 1 = 2) x 2 =0 = 0 + (1) P(X 2 = 1 X 1 = 2) + (2) P(X 2 = 2 X 1 = 2) = 0

24 n-langkah Pandang matriks stokastik satu-langkah: ( ) P = Selanjutnya, kita dapat menentukan matriks stokastik dua-langkah yaitu matriks yang didefinisikan pada ruang keadaan yang sama namun ruang waktu dua-langkah atau {t, t + 2}.

25 Ingat kembali matriks stokastik satu-langkah P ij = P(X t+1 = j X t = i) Kita dapat menentukan matriks stokastik dua-langkah yaitu Pij 2 = P(X t+2 = j X t = i) Dalam kasus ini ( P 2 P 2 = 00 P01 2 ) P10 2 P11 2

26 Kita bisa menggunakan law of total probability yaitu P00 2 = P(X t+2 = 0 X t = 0) = P(X t+2 = 0, X t+1 = 0 X t = 0) + P(X t+2 = 0, X t+1 = 1 X t = 0) = P(X t+2 = 0 X t+1 = 0, X t = 0)P(X t+1 = 0 X t = 0) + P(X t+2 = 0 X t+1 = 1, X t = 0)P(X t+1 = 1 X t = 0) = P(X t+2 = 0 X t+1 = 0)P(X t+1 = 0 X t = 0) + P(X t+2 = 0 X t+1 = 1)P(X t+1 = 1 X t = 0) = P 00 P 00 + P 10 P 01 = P 00 P 00 + P 01 P 10

27 Penyelesaian tersebut berlaku pula untuk P 2 01, P2 10 dan P2 11. Atau sama saja dengan mengalikan dua matriks P yaitu P 2 = P.P ( ) ( ) P00 P = 01 P00 P. 01 P 10 P 11 P 10 P 11 ( ) P00 P = 00 + P 01 P 10 P 00 P 01 + P 01 P 11 P 10 P 00 + P 11 P 10 P 10 P 01 + P 11 P 11

28 Jadi, untuk contoh di atas P 2 00 = P 00 P 00 + P 01 P 10 = 0.3(0.3) + 0.7(0.5) = 0.44 atau, matriks stokastik dua-langkahnya adalah ( ) ( ) P = ( ) =

29 Misalkan P n ij menyatakan peluang bahwa proses pada keadaan i akan berada pada keadaan j setelah n-transisi, P n ij = P (X t+n = j X t = i), n 0, i, j 0

30 Persamaan Chapman-Kolmogorov memberikan metode untuk menghitung peluang transisi n + m-langkah, yaitu P n+m ij = k=0 P n ik Pm kj untuk semua n, m 0, semua i, j P n ik Pm kj menyatakan peluang bahwa proses bermula pada keadaan i akan berpindah ke keadaan j dalam n + m transisi melalui keadaan k pada transisi ke-n.

31 P n+m ij = P(X n+m = j X 0 = i) = P(X n+m = j, X n = k X 0 = i) = = k=0 P(X n+m = j X n = k, X 0 = i)p(x n = k X 0 = i) k=0 Pkj m Pn ik = k=0 k=0 P n ik Pm kj

32 Contoh 8 Misalkan pada Contoh 1 diketahui α = 0.7 dan β = 0.4, maka tentukan peluang bahwa akan hujan pada empat hari dari hari ini diberikan bahwa hari ini hujan!

33 [ ] [ ] [ ] P 2 = = [ ] [ ] [ ] P 4 = = Jadi, P00 4 =

34 Contoh 9 Perhatikan Contoh 3, diberikan pada hari Senin dan Selasa hujan, berapa peluang bahwa pada hari Kamis akan hujan?

35 P 2 = = Senin Selasa Rabu Kamis atau 1 0

36 Peluang bahwa Kamis hujan adalah: P P P P = P P = = 0.61

37 Peluang transisi P n ij yang sudah kita hitung di atas merupakan peluang bersyarat. Jika kita ingin menghitung peluang transisi tak bersyaratnya yaitu P(X n = j), maka kita bisa menggunakan law of total probability yaitu P(X n = j) = = P(X n = j X 0 = i) P(X 0 = i) i=0 Pij n α i i=0 dengan α i = P(X 0 = i), i 0 adalah peluang tak bersyarat pada keadaan awal atau t = 0, dan α i = 1 i=0

38 Sebagai contoh, berdasarkan Contoh 8, jika α 0 = 0.4, α 1 = 0.6, maka peluang (tak bersyarat) bahwa akan hujan empat hari setelah kita mempunyai data perubahan cuaca adalah P(X 4 = 0) = P(X 4 = 0 X 0 = 0)P(X 0 = 0) + P(X 4 = 0 X 0 = 1)P(X 0 = 1) = P 4 00 α 0 + P 4 10 α 1 = 0.4P P 4 10 = (0.4)(0.5749) + (0.6)(0.5668) = 0.57

39 Kebebasan dalam Misalkan P = ( 0.4 ) Maka, P(X t = 0 X t 1 = 0) = P(X t = 0 X t 1 = 1) = 0.4 Kemudian, dengan law of total probability P(X t = 0) = P(X t = 0 X t 1 = 0)P(X t 1 = 0) + P(X t = 0 X t 1 = 1)P(X t 1 = 1) α = 0.4 α (1 α) Jadi, α = 0.4

40 Dengan kata lain P(X t = 0 X t 1 = 0) = 0.4 = P(X t = 0) Ini berarti bahwa peubah acak X t saling bebas.

41 Contoh-contoh Lain 1. Jika pada waktu t, Vanes mengajukan klaim asuransi, maka Vanes akan mengajukan klaim pada waktu t + 1 dengan peluang α; jika Vanes tidak mengajukan klaim asuransi saat ini maka di masa depan Vanes akan mengajukan klaim asuransi dengan peluang β. Matriks peluang transisinya adalah Keadaan: 0 : tidak mengajukan klaim 1 : mengajukan klaim ( ) 1 β β P = 1 α α

42 2. Percobaan-percobaan dilakukan secara berurutan. Jika dalam dua percobaan terakhir SUKSES, maka peluang GAGAL pada percobaan berikut adalah 0.8. Dalam keadaan YANG LAIN, peluang GAGAL adalah 0.4.

43 Keadaan-keadaan: 0 (SS) : kemarin S, sekarang S 1 (SG) : kemarin S, sekarang G 2 (GS) : kemarin G, sekarang S 3 (GG) : kemarin G, sekarang G P =

44 3. Tim sepakbola IKS UII akan memainkan tujuh rangkaian pertandingan. Hasil setiap pertandingan saling bebas. Setiap pertandingan akan dimenangkan oleh tim A dengan peluang α dan oleh tim B dengan peluang 1 α. Misalkan keadaan suatu sistem direpresentasikan oleh pasangan (a, b) di mana a menyatakan banyak pertandingan yang dimenangkan oleh A dan b adalah banyak pertandingan yang dimenangkan B. Bentuklah untuk masalah tersebut. Catatan: a + b 7 dan rangkaian pertandingan akan berakhir jika a = 4 atau b = 4.

45

46 Kelas Keadaan Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Keadaan j dikatakan dapat diakses dari keadaan i jika P n ij > 0 untuk suatu n 0. i j Perhatikan bahwa hal ini mengakibatkan keadaan j dapat diakses dari keadaan i jika dan hanya jika, dimulai pada keadaan i, proses akan pernah masuk ke keadaan j. Dua keadaan i dan j yang dapat diakses satu sama lain dikatakan dapat berkomunikasi. i j

47 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Contoh: P = ( ) Apakah keadaan 1 bisa berkomunikasi dengan dirinya sendiri? Solusi: Jadi, 1 1 P 11 = 0 P 2 11 = P 10 P 01 + P 11 P 11 = 1(0.3) + 0 = 0.3 > 0

48 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Jenis keadaan: 1 Keadaan i berkomunikasi dengan keadaan i untuk semua i 0 2 Jika keadaan i berkomunikasi dengan keadaan j, maka keadaan j berkomunikasi dengan keadaan i 3 Jika keadaan i berkomunikasi dengan keadaan j dan keadaan j berkomunikasi dengan keadaan k, maka keadaan i berkomunikasi dengan keadaan k. Dua keadaan yang saling berkomunikasi dikatakan berada dalam kelas yang sama. dikatakan tidak dapat direduksi jika hanya terdapat satu kelas keadaan, yaitu jika semua keadaan saling berkomunikasi satu sama lain. Sebuah keadaan yang tidak bisa berpindah ke keadaan yang lain dikatakan sebagai keadaan absorbing.

49 Contoh 10 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Tentukan kelas keadaan dari dengan peluang transisi P =

50 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi a. 0 1 P 01 = 0 P01 2 = P 00 P 01 + P 01 P 11 + P 02 P 21 = (0.4) = 0.12 > P 10 = 0.5 > Jadi, 0 1

51 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi b. 1 2 P 12 = 0.5 > 0 P 21 = 0.4 > 0 Jadi, 1 2 c. 2 3 Jadi, 2 3 P 23 = 0.6 > 0 P 32 = 0 P 2 32 = P 30 P 02 + P 31 P 12 + P 32 P 22 + P 33 P 32 = (0.5) = 0.1 > 0

52 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Karena 0 1, 1 2, dan 2 3, maka masing-masing keadaan saling berkomunikasi sehingga kelas keadaannya adalah {0, 1, 2, 3} dan tersebut tidak dapat direduksi.

53 Contoh 11 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Tentukan kelas keadaan dari matriks peluang transisi berikut P = 1/2 1/4 1/4 1/4 1/4 1/2

54 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Solusi: Kelas keadaannya: {0} dan {1, 2}. Keadaan {0} bersifat absorbing.

55 Keadaan Recurrent dan Transient Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Untuk setiap keadaan i, misalkan f i peluang bahwa dimulai dari keadaan i proses akan pernah kembali ke keadaan i. Keadaan i dikatakan recurrent jika f i = 1 dan dikatakan transient jika f i < 1. Jika keadaan i recurrent, maka proses akan terus kembali ke keadaan i dengan peluang satu. Dengan definisi Rantai Markov, proses akan dimulai lagi ketika kembali ke keadaan i, dan seterusnya, sehingga keadaan i akan dikunjungi lagi. Jika keadaan i recurrent maka dimulai dari keadaan i maka proses akan kembali ke keadaan i terus dan terus sebanyak tak hingga kali.

56 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Misalkan keadaan i transient. Setiap kali proses kembali ke keadaan i terdapat kemungkinan (peluang yang positif) sebesar 1 f i bahwa proses tidak pernah kembali ke keadaan i. Dengan demikian, dimulai dari keadaan i, peluang bahwa proses berada di i sebanyak tepat n periode/kali adalah (1 f i ), n 1. Jika keadaan i transient maka, dimulai dari keadaan i, banyak periode/kali bahwa proses akan berada di keadaan i adalah peubah acak geometri dengan parameter 1 f i f n 1 i

57 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Keadaan i recurrent jika dan hanya jika, dimulai dari keadaan i, maka banyak periode/kali yang diharapkan (expected number of time periods) bahwa proses akan berada di keadaan i adalah tak hingga.

58 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Misalkan I n = { 1, X n = i 0, X n i Misalkan I n menyatakan banyak periode/kali bahwa proses n=0 berada dalam keadaan i, dan [ ] E I n X 0 = i = n=0 = = E[I n X 0 = i] n=0 P(X n = i X 0 = i) n=0 n=0 P n ii

59 Proposisi Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Keadaan i adalah Recurrent jika Pii n = n=1 Transient jika Pii n < n=1

60 Contoh 12 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Misalkan yang terdiri atas keadaan-keadaan 0, 1, 2, 3 mempunyai matriks peluang transisi 0 0 1/2 1/2 P = Tentukan keadaan mana yang transient dan mana yang recurrent.

61 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Solusi: Semua keadaan saling berkomunikasi dan semua keadaan bersifat recurrent

62 Contoh 13 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Matriks peluang transisi 1/2 1/ /2 1/ P = 0 0 1/2 1/ /2 1/2 0 1/4 1/ /2 Tentukan kelas keadaan dan sifat-sifatnya

63 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Solusi: tersebut terdiri atas tiga kelas yaitu {0, 1}, {2, 3}, dan {4}. Sifat-sifatnya: Kelas {0, 1} dan {2, 3} bersifat recurrent Kelas {4} bersifat transient

64 Limit Peluang Transisi Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Misalkan matriks peluang transisi pada adalah ( ) P = Maka matriks peluang transisi 4 dan 8 langkahnya adalah ( ) P = P 8 = ( )

65 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Perhatikan bahwa matriks P 8 hampir identik dengan matriks P 4. Selain itu, setiap baris dari P 8 memiliki unsur yang identik. Pada kenyataannya, sepertinya P n ij konvergen ke suatu nilai, untuk n, yang sama untuk semua i. Dengan kata lain, terdapat limit peluang bahwa proses akan berada di keadaan j setelah sekian langkah (transisi). Nilai limit ini saling bebas dengan nilai pada keadaan awal.

66 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Jika waktu kembali yang pertama dari keadaan i hanya dapat berupa kelipatan dari integer d > 1, keadaan tersebut disebut periodik. Keadaan yang memiliki periode 1 disebut aperiodik.

67 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Jika keadaan i recurrent, maka keadaan tersebut akan dikatakan positive recurrent jika, dimulai dari keadaan i, waktu harapan hingga proses kembali ke i adalah hingga. Pada yang memiliki keadaan hingga, semua keadaan recurrent adalah positive recurrent. Suatu keadaan yang positive recurrent dan aperiodik disebut ergodik.

68 Teorema Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Untuk yang ergodik dan tidak dapat direduksi, lim n Pn ij ada dan saling bebas dari i. Misalkan π j = lim n Pn ij, j 0, maka π j adalah solusi nonnegatif tunggal dari dengan π j = 1. j=0 π j = π i Pij n, j 0, i=0

69 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Catatan: Perhatikan bahwa P(X n+1 = j) = = P(X n+1 = j X n = i) P(X n = i) i=0 P ij P(X n = i) i=0 Misalkan n dan asumsikan kita bisa menambahkan limit di dalam persamaan, maka π j = P ij π i i=0

70 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Limit peluang π j adalah peluang jangka panjang (long-run proportion of time) bahwa suatu proses akan berada di keadaan j. Jika tidak dapat direduksi, maka terdapat solusi untuk π j = lim n Pn ij, j 0,, dengan π j = 1, jika dan j hanya jika bersifat positive recurrent. Jika solusinya ada, maka solusi tersebut tunggal dan π j adalah proporsi jangka panjang bahwa berada dalam keadaan j. Jika aperiodik, maka π j adalah limit peluang bahwa rantai akan berada di keadaan j.

71 Contoh 14 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Jika hari ini hujan, peluang besok hujan adalah α. Jika hari ini tidak hujan, peluang besok hujan adalah β. Misal: 0 : hujan 1 : tidak hujan Maka matriks peluang transisinya adalah ( ) α 1 α P = β 1 β dan kita mempunyai persamaan-persamaan π 0 = απ 0 + βπ 1 π 1 = (1 α)π 0 + (1 β)π 1 π 0 + π 1 = 1

72 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Maka diperoleh peluang hujan dan tidak hujan dalam jangka panjang adalah β π 0 = 1 + β α dan π 1 = 1 α 1 + β α

73 Contoh 15 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Misalkan keadaan mood Gary disajikan dalam matriks peluang transisi P = Berapa peluang jangka panjang untuk masing-masing keadaan?

74 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Kita mempunyai persamaan: π 0 + π 1 + π 2 = 1 dan diperoleh solusinya yaitu π 0 = 0.5π π π 2 π 1 = 0.4π π π 2 π 2 = 0.1π π π 2 π 0 = 21 62, π 1 = 23 62, π 2 = 18 62

75 Contoh 16 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Pandang suatu populasi yang besar dari sekumpulan individu, setiap individu memiliki sepasang gen tertentu, di mana gen setiap individu diklasifikasikan menjadi tipe A atau tipe a. Asumsikan bahwa proporsi individu yang pasangan gennya adalah AA, aa, atau Aa berturut-turut adalah p 0, q 0, dan r 0 (dengan p 0 + q 0 + r 0 = 1). Ketika dua individu dikawinkan, masing-masing berkontribusi satu dari gen mereka, terpilih secara acak, kepada keturunan yang dihasilkan. Asumsikan bahwa perkawinan terjadi secara acak, di mana setiap individu punya kesempatan yang sama untuk dikawinkan dengan individu yang lain, tentukan proporsi individu pada generasi selanjutnya yang gennya adalah AA, aa, atau Aa (sebut sebagai p, q, dan r).

76 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Untuk memulainya, perhatikan bahwa pemilihan secara acak sepasang orang tua dan kemudian pemilihan secara acak satu dari gen mereka sama saja dengan memilih secara acak sebuah gen dari total populasi gen. Maka sebuah gen akan terpilih secara acak merupakan tipe A dengan peluang P(A) = P(A AA)P(AA) + P(A aa)p(aa) + P(A Aa)P(Aa) = P(A AA)p 0 + P(A aa)q 0 + P(A Aa)r 0 = p r 0 dan tipe a dengan peluang P(a) = q r 0

77 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi Maka, berdasarkan perkawinan acak, sebuah anggota yang terpilih secara acak dari generasi selanjutnya akan mempunyai tipe Tipe AA dengan peluang p = P(A)P(A) = ( p ) 2 2 r 0 Tipe aa dengan peluang q = P(a)P(a) = ( q ) 2 2 r 0 Tipe Aa dengan peluang r = 2P(A)P(a) = 2 ( p ) ( 2 r 0 q ) 2 r 0

78 Kelas Keadaan Sifat Keadaan Limit Peluang Transisi

79 Dyran adalah mahasiswa semester 6 di Statistika UII. Dia tinggal tidak jauh dari kampus, cukup berjalan kaki saja dari tempat kos ke kampus dan sebaliknya. Akhir-akhir ini hujan datang hampir setiap hari. Mau tidak mau, Dyran menggunakan payung dalam perjalanan kos-kampus atau kampus-kos. Jika hari hujan dan payung ada di tempat Dyran berada, maka Dyran akan menggunakan payung tersebut. Jika hari tidak hujan, Dyran selalu lupa untuk membawa payung. Misalkan θ adalah peluang hujan setiap kali Dyran akan menuju kampus atau kos. Jika Dyran memiliki 3 buah payung, bentuklah suatu rantai Markov dari proses di atas!

80 3 2. Tiga bola putih dan tiga bola hitam diletakkan ke dalam dua kotak sedemikian rupa sehingga masing-masing kotak terdiri atas tiga bola. Kita katakan bahwa sistem berada pada keadaan i, i = 0, 1, 2, 3, jika kotak pertama terdiri atas i bola putih. Pada masing-masing langkah, kita ambil sebuah bola dari masing-masing kotak dan meletakkan bola dari kotak kedua ke kotak pertama dan sebaliknya. Buatlah matriks peluang transisi dari kejadian tersebut!

81 3 3. Menurut George, Christ, dan John, tanah Australia diberkahi dengan banyak hal kecuali cuaca yang baik. Mereka tidak pernah memiliki dua hari bercuaca baik secara berturut-turut. Jika mereka mendapatkan hari bercuaca baik, maka esok hari akan bersalju atau hujan dengan peluang sama. Jika hari ini mereka mengalami salju atau hujan maka besok akan bercuaca sama dengan peluang separuhnya. Jika terdapat perubahan cuaca dari salju atau hujan, hanya separuh dari waktu besok akan menjadi hari bercuaca baik. Tentukan matriks peluang transisi dari yang dibentuk dari keadaan-keadaan di atas.

82 3 4. Sebuah {X n, n 0} dengan keadaan-keadaan 0, 1, 2 mempunyai matriks peluang transisi sebagai berikut: P = Jika P(X 0 = 0) = P(X 0 = 1) = 1 4, tentukan E(X 2).

83 3 5. Seorang SPG berjuang untuk menjual suatu produk sebanyak i = 0, 1, 2 buah. Proses jumlah produk yang terjual {X n } membentuk dengan matriks peluang transisi sebagai berikut: 0 1/2 1/2 P = 1/2 0 1/2 1/2 1/2 0 a. Hitung P(X n = 0 X 0 = 0) untuk n = 0, 1, 2 b. Hitung P(X 3 = 1 X 1 = 0)

84 3 6. Tentukan kelas keadaan dan sifat-sifat dari matriks-matriks peluang transisi berikut a P = b P = 1/9 4/9 4/ /9 4/9 1/

85 3 7. Percobaan-percobaan dilakukan secara berurutan. Jika dalam dua percobaan terakhir SUKSES, maka peluang SUKSES pada percobaan berikut adalah 0.8. Dalam keadaan YANG LAIN, peluang SUKSES adalah 0.5. Hitung peluang percobaan sukses untuk jangka panjang.

86 Ross, Sheldon M Introduction to Probability Models; 9th Edition. New York: Academic Press. Syuhada, Khreshna I.A. Materi Kuliah: MA4181 Pengantar Proses Stokastik. Departemen Matematika ITB, Bandung. Taylor, Howard M. dan Samuel Karlin A First Course in Stochastic Processes; Second Edition. New York: Academic Press. Virtamo, J Queueing Theory/ Probability Theory.

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 3: Diskrit Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Ilustrasi 1 Matriks Peluang Transisi Matriks Stokastik Chapman-Komogorov Equations Peluang Transisi Tak Bersyarat Perilaku bunuh diri kini kian

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang

Διαβάστε περισσότερα

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 6: Rantai Markov Waktu Kontinu Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Rantai Markov Waktu Kontinu Peluang Kesetimbangan Pada bab ini, kita akan belajar mengenai rantai markov waktu kontinu yang

Διαβάστε περισσότερα

A. Distribusi Gabungan

A. Distribusi Gabungan HANDOUT PERKULIAHAN Mata Kuliah Pokok Bahasan : Statistika Matematika : Distibusi Dua peubah Acak URAIAN POKOK PERKULIAHAN A. Distribusi Gabungan Definisi 1: Peubah Acak Berdimensi Dua Jika S merupakan

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Limit dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Operasi Aljabar pada Pembahasan pada limit untuk fungsi dua peubah adalah memberikan pengertian mengenai lim f (x, y) = L (x,y) (a,b) Masalahnya adalah

Διαβάστε περισσότερα

Sebaran Peluang Gabungan

Sebaran Peluang Gabungan Sebaran Peluang Gabungan Peubah acak dan sebaran peluangnya terbatas pada ruang sampel berdimensi satu. Dengan kata lain, hasil percobaan berasal dari peubah acak yan tunggal. Tetapi, pada banyak keadaan,

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia

Kalkulus 1. Sistem Bilangan Real. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Kalkulus 1 Sistem Bilangan Real Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa

Διαβάστε περισσότερα

MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan Eks

MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan Eks MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan SMART AND STOCHASTIC MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 2 Peluang dan SMART AND STOCHASTIC Ilustrasi Fungsi Peluang Bersama Peluang Bersama - Diskrit

Διαβάστε περισσότερα

Konvergen dalam Peluang dan Distribusi

Konvergen dalam Peluang dan Distribusi limiting distribution Andi Kresna Jaya andikresna@yahoo.com Jurusan Matematika July 5, 2014 Outline 1 Review 2 Motivasi 3 Konvergen dalam peluang 4 Konvergen dalam distribusi Back Outline 1 Review 2 Motivasi

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Multivariabel I

Kalkulus Multivariabel I Fungsi Dua Peubah atau Lebih dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia 2015 dengan Dua Peubah Real dengan Dua Peubah Real Pada fungsi satu peubah f : D R R D adalah daerah asal (domain) suatu fungsi

Διαβάστε περισσότερα

Sistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar

Sistem Koordinat dan Fungsi. Matematika Dasar. untuk Fakultas Pertanian. Uha Isnaini. Uhaisnaini.com. Matematika Dasar untuk Fakultas Pertanian Uhaisnaini.com Contents 1 Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem Koordinat dan Fungsi Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam

Διαβάστε περισσότερα

Matematika

Matematika Sistem Bilangan Real D3 Analis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem Bilangan Real Himpunan: sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu. 1 Himpunan mahasiswa D3 Analis Kimia angkatan

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat

Kalkulus 1. Sistem Koordinat. Atina Ahdika, S.Si, M.Si. Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia. Sistem Koordinat Kalkulus 1 Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Sistem koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik. Ada beberapa macam sistem koordinat, yaitu:

Διαβάστε περισσότερα

Pumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc

Pumping Lemma. Semester Ganjil 2013 Jum at, Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc Semester Ganjil 2013 Jum at, 08.11.2013 Dosen pengasuh: Kurnia Saputra ST, M.Sc Email: kurnia.saputra@gmail.com Jurusan Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala

Διαβάστε περισσότερα

PERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari

PERSAMAAN KUADRAT. 06. EBT-SMP Hasil dari PERSAMAAN KUADRAT 0. EBT-SMP-00-8 Pada pola bilangan segi tiga Pascal, jumlah bilangan pada garis ke- a. 8 b. 6 c. d. 6 0. EBT-SMP-0-6 (a + b) = a + pa b + qa b + ra b + sab + b Nilai p q = 0 6 70 0. MA-77-

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.

Διαβάστε περισσότερα

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SEBARAN PELUANG II. SEBARAN PELUANG Ruang Contoh (S) adalah Himpunan semua kemungkinan hasil suatu percobaan.

Διαβάστε περισσότερα

Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO

Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND LOGO Sebaran Kontinu HAZMIRA YOZZA IZZATI RAHMI HG JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNAND Kompetensi menguraikan ciri-ciri suatu kurva normal menentukan luas daerah dibawah kurva normal menerapkan sebaran normal dalam

Διαβάστε περισσότερα

MA5283 STATISTIKA Bab 2 Peluang

MA5283 STATISTIKA Bab 2 Peluang MA5283 STATISTIKA Bab 2 Peluang Orang Cerdas Belajar Statistika Silabus Silabus dan Tujuan Ruang sampel dan kejadian, konsep peluang, peluang bersyarat, Teorema Bayes. Tujuan Silabus dan Tujuan 1 Mendefinisikan

Διαβάστε περισσότερα

Kalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018

Kalkulus Elementer. Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018 Kalkulus Elementer Nanda Arista Rizki, M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman 2018 Nanda Arista Rizki, M.Si. Kalkulus Elementer 1/83 Referensi: 1 Dale Varberg, Edwin

Διαβάστε περισσότερα

TINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987).

TINJAUAN PUSTAKA. Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur. bilangan riil (Purcell dan Varberg, 1987). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Bilangan Riil Definisi Bilangan Riil Sekumpulan bilangan (rasional dan tak-rasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan

Διαβάστε περισσότερα

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGEMBANGAN INSTRUMEN OLEH : IRFAN (A1CI 08 007) PEND. MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012 A. Definisi Konseptual Keterampilan sosial merupakan kemampuan

Διαβάστε περισσότερα

TEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan

TEORI PELUANG* TKS 6112 Keandalan Struktur. Pendahuluan TKS 6112 Keandalan Struktur TEORI PELUANG* * www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Sebuah bangunan dirancang melalui serangkaian perhitungan yang cermat terhadap beban-beban rencana dan bangunan tersebut

Διαβάστε περισσότερα

Hendra Gunawan. 16 April 2014

Hendra Gunawan. 16 April 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 16 April 014 Kuliah yang Lalu 13.11 Integral Lipat Dua atas Persegi Panjang 13. Integral Berulang 13.3 33Integral Lipat Dua atas Daerah Bukan Persegi

Διαβάστε περισσότερα

artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda

artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok ternak pertama sama dengan kelompok ternak kedua artinya kedua vektor nilai-rata berbeda LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Perhitungan Manual Statistik T 2 -Hotelling pada Garut Jantan dan Ekor Tipis Jantan Hipotesis: H 0 : U 1 = U 2 H 1 : U 1 U 2 Rumus T 2 -Hotelling: artinya vektor nilai rata-rata

Διαβάστε περισσότερα

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL III TNR 1 Space.0 STATISTIK

Διαβάστε περισσότερα

Persamaan Diferensial Parsial

Persamaan Diferensial Parsial Persamaan Diferensial Parsial Turunan Parsial f (, ) Jika berubah ubah sedangkan tetap, adalah fungsi dari dan turunanna terhadap adalah f (, ) f (, ) f (, ) lim 0 disebut turunan parsialpertama dari f

Διαβάστε περισσότερα

Transformasi Koordinat 2 Dimensi

Transformasi Koordinat 2 Dimensi Transformasi Koordinat 2 Dimensi RG141227 - Sistem Koordinat dan Transformasi Semester Gasal 2016/2017 Ira M Anjasmara PhD Jurusan Teknik Geomatika Sistem Koordinat 2 Dimensi Digunakan untuk mempresentasikan

Διαβάστε περισσότερα

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X. BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua

Διαβάστε περισσότερα

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X.

Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua nilai yang mungkin bagi X. BAB 8 : TABURAN KEBARANGKALIAN Sesi 1 Taburan Binomial A. Pembolehubah rawak diskret Contoh Jika X ialah satu pembolehubah rawak diskret yang mewakili bilangan hari hujan dalam seminggu, senaraikan semua

Διαβάστε περισσότερα

Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016

Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat. March 5, 2016 Bilangan Euler(e) Rukmono Budi Utomo 30115301 Pengampu: Prof. Taufiq Hidayat March 5, 2016 Asal Usul Bilangan Euler e 1 1. Bilangan Euler 2 3 4 Asal Usul Bilangan Euler e Bilangan Euler atau e = 2, 7182818284...

Διαβάστε περισσότερα

ANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM

ANALISIS LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM ANALSS LTA ELEKTK ANALSS LTA ELEKTK OBJEKTF AM Unit Memahami konsep-konsep asas Litar Sesiri, Litar Selari, Litar Gabungan dan Hukum Kirchoff. OBJEKTF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Menerangkan

Διαβάστε περισσότερα

TH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun

TH3813 Realiti Maya. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun. Transformasi kompaun TH383 Realiti Maa Transformasi 3D menggunakan multiplikasi matriks untuk hasilkan kompaun transformasi menggunakan kompaun transformasi - hasilkan sebarang transformasi dan ungkapkan sebagai satu transformasi

Διαβάστε περισσότερα

KALKULUS LANJUT. Integral Lipat. Resmawan. 7 November Universitas Negeri Gorontalo. Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November / 57

KALKULUS LANJUT. Integral Lipat. Resmawan. 7 November Universitas Negeri Gorontalo. Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November / 57 KALKULUS LANJUT Integral Lipat Resmawan Universitas Negeri Gorontalo 7 November 218 Resmawan (Math UNG) Integral Lipat 7 November 218 1 / 57 13.3. Integral Lipat Dua pada Daerah Bukan Persegipanjang 3.5

Διαβάστε περισσότερα

INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR

INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS. Oleh MUHAMMAD FAJAR INVESTIGASI EMPIRIS KEKUATAN UJI KPSS Oleh MUHAMMAD FAJAR 2016 ABSTRAK Judul Penelitian : Investigasi Empirik Kekuatan Uji KPSS Kata Kunci : Uji KPSS, Data Generating Process, Persentase Keputusan Salah

Διαβάστε περισσότερα

Peta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI

Peta Konsep. 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI Bab 5 FUNGSI TRIGONOMETRI Peta Konsep 5.1 Sudut Positif dan Sudut Negatif 5. 6 Fungsi Trigonometri Bagi Sebarang Sudut FUNGSI TRIGONOMETRI 5. Graf Fungsi Sinus, Kosinus dan Tangen 5.4 Identiti Asas 5.5

Διαβάστε περισσότερα

2 m. Air. 5 m. Rajah S1

2 m. Air. 5 m. Rajah S1 FAKULI KEJURUERAAN AL 1. Jika pintu A adalah segi empat tepat dan berukuran 2 m lebar (normal terhadap kertas), tentukan nilai daya hidrostatik yang bertindak pada pusat tekanan jika pintu ini tenggelam

Διαβάστε περισσότερα

Bab 1 Mekanik Struktur

Bab 1 Mekanik Struktur Bab 1 Mekanik Struktur P E N S Y A R A H : D R. Y E E M E I H E O N G M O H D. N O R H A F I D Z B I N M O H D. J I M A S ( D B 1 4 0 0 1 1 ) R E X Y N I R O AK P E T E R ( D B 1 4 0 2 5 9 ) J O H A N

Διαβάστε περισσότερα

(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan:

(a) Nyatakan julat hubungan itu (b) Dengan menggunakan tatatanda fungsi, tulis satu hubungan antara set A dan set B. [2 markah] Jawapan: MODUL 3 [Kertas 1]: MATEMATIK TAMBAHAN JPNK 015 Muka Surat: 1 Jawab SEMUA soalan. 1 Rajah 1 menunjukkan hubungan antara set A dan set B. 6 1 Set A Rajah 1 4 5 Set B (a) Nyatakan julat hubungan itu (b)

Διαβάστε περισσότερα

( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 )

( 2 ( 1 2 )2 3 3 ) MODEL PT3 MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA = + ( 3) ( 4 9 ) 2 (4 3 4 ) 3 ( 8 3 ) ( 3.25 ) (1) Tentukan nilai bagi P, Q, dan R MODEL PT MATEMATIK A PUSAT TUISYEN IHSAN JAYA 1 P 0 Q 1 R 2 (4) Lengkapkan operasi di bawah dengan mengisi petak petak kosong berikut dengan nombor yang sesuai. ( 1

Διαβάστε περισσότερα

Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim

Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim Model Mangsa Pemangsa dengan Pengaruh Musim Yudi Arpa #1, Muhammad Subhan #, Riry Sriningsih # #Jurusan Matematika, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, 25131, Telp. (0751) 444648,

Διαβάστε περισσότερα

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)

Διαβάστε περισσότερα

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh

BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1. Sudut Positif dan Sudut Negatif. Contoh BAB 5 : FUNGSI TRIGONOMETRI (Jangka waktu : 9 sesi) Sesi 1 Sudut Positif dan Sudut Negatif Contoh Lukiskan setiap sudut berikut dengan menggunakan rajah serta tentukan sukuan mana sudut itu berada. (a)

Διαβάστε περισσότερα

LOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 )

LOGIKA MATEMATIKA. MODUL 1 Himpunan. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 ) LOGIKA MATEMATIKA MODUL 1 Himpunan Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2012 年 04 月 08 日 ( 日 ) Himpunan I. Definisi dan Notasi Himpunan adalah kumpulan sesuatu yang didefinisikan

Διαβάστε περισσότερα

SMK SERI MUARA, BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM. MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 1 Dua jam JUMLAH

SMK SERI MUARA, BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM. MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 1 Dua jam JUMLAH 72/1 NAMA :. TINGKATAN : MATEMATIK TAMBAHAN Kertas 1 September 201 2 Jam SMK SERI MUARA, 6100 BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 1 Dua jam JANGAN BUKA KERTAS

Διαβάστε περισσότερα

Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron

Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri. Sakdiah Basiron Ukur Kejuruteraan DDPQ 1162 Ukur Tekimetri Sakdiah Basiron TEKIMETRI PENGENALAN TAKIMETRI ADALAH SATU KAEDAH PENGUKURAN JARAK SECARA TIDAK LANGSUNG BAGI MENGHASILKAN JARAK UFUK DAN JARAK TEGAK KEGUNAAN

Διαβάστε περισσότερα

RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN

RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN Jurnal Teknologi, 38(C) Jun 003: 5 8 Universiti Teknologi Malaysia RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN 5 RUMUS AM LINGKARAN KUBIK BEZIER SATAHAN YEOH WENG KANG & JAMALUDIN MD. ALI Abstrak. Rumus untuk

Διαβάστε περισσότερα

KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS

KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS KONSEP ASAS & PENGUJIAN HIPOTESIS HIPOTESIS Hipotesis = Tekaan atau jangkaan terhadap penyelesaian atau jawapan kepada masalah kajian Contoh: Mengapakah suhu bilik kuliah panas? Tekaan atau Hipotesis???

Διαβάστε περισσότερα

Perubahan dalam kuantiti diminta bagi barang itu bergerak disepanjang keluk permintaan itu.

Perubahan dalam kuantiti diminta bagi barang itu bergerak disepanjang keluk permintaan itu. BAB 3 : ISI RUMAH SEBAGAI PENGGUNA SPM2004/A/S3 (a) Rajah tersebut menunjukkan keluk permintaan yang mencerun ke bawah dari kiri ke kanan. Ia menunjukkan hubungan negatif antara harga dengan kuantiti diminta.

Διαβάστε περισσότερα

SMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat:

SMJ minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai. bahagian hujung cakera. Dengan data dan anggapan yang dibuat: SOALAN 1 Cakera dengan garis pusat d berputar pada halaju sudut ω di dalam bekas mengandungi minyak seperti yang dilakarkan dalam Rajah S2. Minyak tersebut mempunyai kelikatan µ. Anggap bahawa susuk halaju

Διαβάστε περισσότερα

Teorem Titik Tetap Pemetaan 2 Mengecut Pada Ruang 2 Metrik

Teorem Titik Tetap Pemetaan 2 Mengecut Pada Ruang 2 Metrik Matematika, 1999, Jilid 15, bil. 2, hlm. 135 141 c Jabatan Matematik, UTM. Teorem Titik Tetap Pemetaan 2 Mengecut Pada Ruang 2 Metrik Mashadi Jurusan Matematika Universitas Riau Kampus Bina Widya Panam

Διαβάστε περισσότερα

Tegangan Permukaan. Kerja

Tegangan Permukaan. Kerja Tegangan Permukaan Kerja Cecair lebih cenderung menyesuaikan bentuknya ke arah yang luas permukaan yang minimum. Titisan cecair berbentuk sfera kerana nisbah luas permukaan terhadap isipadu adalah kecil.

Διαβάστε περισσότερα

Kemahiran Hidup Bersepadu Kemahiran Teknikal 76

Kemahiran Hidup Bersepadu Kemahiran Teknikal 76 LOGO SEKOLAH Nama Sekolah UJIAN BERTULIS 2 Jam Kemahiran Hidup Bersepadu Kemahiran Teknikal 76 NAMA :..... ANGKA GILIRAN : TERHAD 2 BAHAGIAN A [60 markah] Jawab semua soalan pada bahagian ini di ruang

Διαβάστε περισσότερα

Klasifikasi bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua

Klasifikasi bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua Matematika, 1999, Jilid 15, bil. 1, hlm. 37 43 c Jabatan Matematik, UTM. Klasifikasi bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua Nor Haniza Sarmin Jabatan Matematik, Fakulti

Διαβάστε περισσότερα

Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk

Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk SOALAN 1 Rajah S1 menunjukkan talisawat dari jenis rata dengan dua sistem pacuan, digunakan untuk menyambungkan dua takal yang terpasang kepada dua aci selari. Garispusat takal pemacu, pada motor adalah

Διαβάστε περισσότερα

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000

PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM KM 7+000 PERENCANAAN JALAN ALTERNATIF & PERKERASAN LENTUR TANJUNG SERDANG KOTABARU,KALIMANTAN SELATAN KM 4+000 KM 7+000 LATAR BELAKANG TUJUAN DAN BATASAN MASALAH METODOLOGI PERENCANAAN HASIL Semakin meningkatnya

Διαβάστε περισσότερα

ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK

ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA ABSTRAK ANALISIS KORELASI DEBIT BANJIR RENCANA UNTUK BERBAGAI KONDISI KETERSEDIAAN DATA DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Agung M Alamsyah NRP : 9521037 NIRM : 41077011950298 Pembimbing : Dr. Ir. Agung Bagiawan

Διαβάστε περισσότερα

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005

PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005 3472/2 Matematik Tambahan Kertas 2 September 2005 2½ jam MAKTAB RENDAH SAINS MARA 3472/2 PEPERIKSAAN PERCUBAAN SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2005 MATEMATIK TAMBAHAN Kertas 2 Dua jam tiga puluh minit 3 4 7 2

Διαβάστε περισσότερα

MODUL 3 : KERTAS 2 Bahagian A [40 markah] (Jawab semua soalan dalam bahagian ini)

MODUL 3 : KERTAS 2 Bahagian A [40 markah] (Jawab semua soalan dalam bahagian ini) MODUL 3 [Kertas 2]: MATEMATIK TAMBAHAN JPNK 2015 Muka Surat: 1 1. Selesaikan persamaan serentak yang berikut: MODUL 3 : KERTAS 2 Bahagian A [40 markah] (Jawab semua soalan dalam bahagian ini) 2x y = 1,

Διαβάστε περισσότερα

SEE 3533 PRINSIP PERHUBUNGAN Bab III Pemodulatan Sudut. Universiti Teknologi Malaysia

SEE 3533 PRINSIP PERHUBUNGAN Bab III Pemodulatan Sudut. Universiti Teknologi Malaysia SEE 3533 PRINSIP PERHUBUNGAN Bab III Universiti Teknologi Malaysia 1 Pengenalan Selain daripada teknik pemodulatan amplitud, terdapat juga teknik lain yang menggunakan isyarat memodulat untuk mengubah

Διαβάστε περισσότερα

-9, P, -1, Q, 7, 11, R

-9, P, -1, Q, 7, 11, R Tunjukkan langkah-langkah penting dalam kerja mengira anda. Ini boleh membantu anda untuk mendapatkan markah. Anda dibenarkan menggunakan kalkulator saintifik. Jawab semua soalan 1 (a) Rajah 1(a) menunjukkan

Διαβάστε περισσότερα

Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV,1994)

Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV,1994) Autistic Spectrum Disorder 1. Autistic Disorder (Autism) 2. Non-Autistic : -Pervasive Developmental Disorder -Asperger syndrome -Ratt s Syndrome -Fragile x Syndrome -Childhood Disintegrative Disorder Diagnostic

Διαβάστε περισσότερα

EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan. Dr Zuraidah Mohd Zain Julai, 2005

EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan. Dr Zuraidah Mohd Zain Julai, 2005 EMT361 Keboleharapan & Analisis Kegagalan Dr Zuraidah Mohd Zain zuraidah@kukum.edu.my Julai, 2005 Overview untuk minggu 1-3 Minggu 1 Overview terma, takrifan kadar kegagalan, MTBF, bathtub curve; taburan

Διαβάστε περισσότερα

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER

STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER STRUKTUR BAJA 2 TKS 1514 / 3 SKS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Winda Tri Wahyuningtyas Gati Annisa Hayu Plate Girder Plate girder adalah balok besar yang dibuat dari susunan yang disatukan

Διαβάστε περισσότερα

KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA

KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA Makmal Mekanik Pepejal KEKUATAN KELULI KARBON SEDERHANA 1.0 PENGENALAN Dalam rekabentuk sesuatu anggota struktur yang akan mengalami tegasan, pertimbangan utama ialah supaya anggota tersebut selamat dari

Διαβάστε περισσότερα

Jawab semua soalan. P -1 Q 0 1 R 2

Jawab semua soalan. P -1 Q 0 1 R 2 Tunjukkan langkah langkah penting dalam kerja mengira anda. Ini boleh membantu anda untuk mendapatkan markah. Anda dibenarkan menggunakan kalkulator saintifik. 1. (a) Tentukan nilai P, Q dan R Jawab semua

Διαβάστε περισσότερα

EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet

EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet UNIVERSITI SAINS MALAYSIA PUSAT PENGAJIAN KEJURUTERAAN ELEKTRIK DAN ELEKTRONIK EEU104 - Teknologi Elektrik - Tutorial 11; Sessi 2000/2001 Litar magnet 1. Satu litar magnet mempunyai keengganan S = 4 x

Διαβάστε περισσότερα

Keterusan dan Keabadian Jisim

Keterusan dan Keabadian Jisim Pelajaran 8 Keterusan dan Keabadian Jisim OBJEKTIF Setelah selesai mempelajari Pelajaran ini anda sepatutnya dapat Mentakrifkan konsep kadar aliran jisim Mentakrifkan konsep kadar aliran Menerangkan konsep

Διαβάστε περισσότερα

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Misalkan terdapat N buah besaran A µ dalam sistem koordinat {x µ } dan N

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga. Misalkan terdapat N buah besaran A µ dalam sistem koordinat {x µ } dan N Lampiran 1 Tensor dan Operasinya Skalar,Vektor dan Tensor Misalkan terdapat N buah besaran A µ dalam sistem koordinat {x µ } dan N buah besaran A µ dalam sistem koordinat lain {x µ } dengan µ = 1, 2, 3...,

Διαβάστε περισσότερα

Kuasa Dua Tensor Yang Tak Abelan bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua

Kuasa Dua Tensor Yang Tak Abelan bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua Matematika, 1999, Jilid 15, bil., hlm. 143 156 c Jabatan Matematik, UTM. Kuasa Dua Tensor Yang Tak Abelan bagi Kumpulan-Dua dengan Dua Penjana yang Mempunyai Kelas Nilpoten Dua Nor Haniza Sarmin Jabatan

Διαβάστε περισσότερα

Ciri-ciri Taburan Normal

Ciri-ciri Taburan Normal 1 Taburan Normal Ciri-ciri Taburan Normal Ia adalah taburan selanjar Ia adalah taburan simetri Ia adalah asimtot kepada paksi Ia adalah uni-modal Ia adalah keluarga kepada keluk Keluasan di bawah keluk

Διαβάστε περισσότερα

HMT 504 Morfologi dan Sintaksis Lanjutan

HMT 504 Morfologi dan Sintaksis Lanjutan UNIVERSITI SAINS MALAYSIA Peperiksaan Semester Kedua Sidang Akademik 2002/2003 Februari/Mac 2003 HMT 504 Morfologi dan Sintaksis Lanjutan Masa : 3 jam Sila pastikan bahawa kertas peperiksaan ini mengandungi

Διαβάστε περισσότερα

SULIT 3472/2 SMK SERI MUARA, BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 2. Dua jam tiga puluh minit

SULIT 3472/2 SMK SERI MUARA, BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 2. Dua jam tiga puluh minit MATEMATIK TAMBAHAN Kertas 2 September 2013 2½ Jam SMK SERI MUARA, 36100 BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 2 Dua jam tiga puluh minit JANGAN BUKA KERTAS

Διαβάστε περισσότερα

SOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I

SOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I SOALMANDIRITINGKATSMA/MA/Sederajat ASAHTERAMPILMATEMATIKA(ASTRAMATIKA)XX I 1-cos(x-a) 1.Hasildari lim =. x a (x-a)sin3(x-a) 2.Jumlahnsukupertamaderetaritmetikaadalah Sn =5 n 2-7n. Jikaasukupertamadanbbedaderettersebut,maka13a+3b=.

Διαβάστε περισσότερα

Latihan PT3 Matematik Nama:.. Masa: 2 jam. 1 a) i) Buktikan bahawa 53 adalah nombor perdana. [1 markah]

Latihan PT3 Matematik Nama:.. Masa: 2 jam. 1 a) i) Buktikan bahawa 53 adalah nombor perdana. [1 markah] Latihan PT3 Matematik Nama:.. Masa: 2 jam a) i) Buktikan bahawa 53 adalah nombor perdana. [ markah] ii) Berikut adalah tiga kad nombor. 30 20 24 Lakukan operasi darab dan bahagi antara nombor-nombor tersebut

Διαβάστε περισσότερα

DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN

DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN DETERMINATION OF CFRP PLATE SHEAR MODULUS BY ARCAN TEST METHOD SHUKUR HJ. ABU HASSAN OBJEKTIF KAJIAN Mendapatkan dan membandingkan nilai tegasan ricih, τ, dan modulus ricih, G, bagi plat CFRP yang berorientasi

Διαβάστε περισσότερα

Transformasi Koordinat 3 Dimensi

Transformasi Koordinat 3 Dimensi Transformasi Koordinat 3 Dimensi RG141227 - Sistem Koordinat dan Transformasi Semester Gasal 2016/2017 Ira M Anjasmara PhD Jurusan Teknik Geomatika Sistem Koordinat Tiga Dimensi (3D) Digunakan untuk mendeskripsikan

Διαβάστε περισσότερα

Kertas soalan ini mengandungi 20 halaman bercetak.

Kertas soalan ini mengandungi 20 halaman bercetak. 3472/1 NAMA :. TINGKATAN : MATEMATIK TAMBAHAN Kertas 1 September 2013 2 Jam SMK SERI MUARA, 36100 BAGAN DATOH, PERAK. PEPERIKSAAN PERCUBAAN SPM MATEMATIK TAMBAHAN TINGKATAN 5 KERTAS 1 Dua jam JANGAN BUKA

Διαβάστε περισσότερα

SIJIL VOKASIONAL MALAYSIA A03101 PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 SESI 1/2015 Matematik Bahagian A Mei

SIJIL VOKASIONAL MALAYSIA A03101 PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 SESI 1/2015 Matematik Bahagian A Mei A00 LEMBAGA PEPERIKSAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA SIJIL VOKASIONAL MALAYSIA A00 PENILAIAN AKHIR SEMESTER SESI /205 Matematik Bahagian A Mei 2 jam Satu jam tiga puluh minit JANGAN BUKA KERTAS SOALAN

Διαβάστε περισσότερα

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA

BAB 3 PERENCANAAN TANGGA BAB 3 PERENCANAAN TANGGA 3.1. Uraian Umum Semakin sedikit tersedianya luas lahan yang digunakan untuk membangun suatu bangunan menjadikan perencana lebih inovatif dalam perencanaan, maka pembangunan tidak

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya.

Διαβάστε περισσότερα

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat

Διαβάστε περισσότερα

LITAR ELEKTRIK 1 EET101/4. Pn. Samila Mat Zali

LITAR ELEKTRIK 1 EET101/4. Pn. Samila Mat Zali LITAR ELEKTRIK 1 EET101/4 Pn. Samila Mat Zali STRUKTUR KURSUS Peperiksaan Akhir : 50% Ujian teori : 10% Mini projek : 10% Amali/praktikal : 30% 100% OBJEKTIF KURSUS Mempelajari komponen-komponen utama

Διαβάστε περισσότερα

Unit PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM OBJEKTIF KHUSUS

Unit PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM OBJEKTIF KHUSUS PENGENALAN KEPADA LITAR ELEKTRIK OBJEKTIF AM Memahami konsep-konsep asas litar elektrik, arus, voltan, rintangan, kuasa dan tenaga elektrik. Unit OBJEKTIF KHUSUS Di akhir unit ini anda dapat : Mentakrifkan

Διαβάστε περισσότερα

UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA

UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA UNTUK EDARAN DI DALAM JABATAN FARMASI SAHAJA KEPUTUSAN MESYUARAT KALI KE 63 JAWATANKUASA FARMASI DAN TERAPEUTIK HOSPITAL USM PADA 24 SEPTEMBER 2007 (BAHAGIAN 1) DAN 30 OKTOBER 2007 (BAHAGIAN 2) A. Ubat

Διαβάστε περισσότερα

TOPIK 1 : KUANTITI DAN UNIT ASAS

TOPIK 1 : KUANTITI DAN UNIT ASAS 1.1 KUANTITI DAN UNIT ASAS Fizik adalah berdasarkan kuantiti-kuantiti yang disebut kuantiti fizik. Secara am suatu kuantiti fizik ialah kuantiti yang boleh diukur. Untuk mengukur kuantiti fizik, suatu

Διαβάστε περισσότερα

SESI: MAC 2018 DSM 1021: SAINS 1. Kelas: DCV 2

SESI: MAC 2018 DSM 1021: SAINS 1. Kelas: DCV 2 SESI: MAC 2018 DSM 1021: SAINS 1 TOPIK 4.0: KERJA, TENAGA DAN KUASA Kelas: DCV 2 PENSYARAH: EN. MUHAMMAD AMIRUL BIN ABDULLAH COURSE LEARNING OUTCOMES (CLO): Di akhir LA ini, pelajar akan boleh: 1. Menerangkan

Διαβάστε περισσότερα

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 2. Penetapan derajat infeksi mikoriza arbuskular DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data analisis awal tanah Jenis Analisis Satuan Nilai Kriteria ph H 2 O - 4,56 Masam C-Organik % 1,75 Rendah N-Total % 0,22 Sedang C/N Ratio - 7,95 Rendah P-tersedia (ppm) ppm

Διαβάστε περισσότερα

MENGENALI FOTON DAN PENGQUANTUMAN TENAGA

MENGENALI FOTON DAN PENGQUANTUMAN TENAGA MENGENALI FOTON DAN PENGQUANTUMAN TENAGA Oleh Mohd Hafizudin Kamal Sebelum wujudnya teori gelombang membujur oleh Huygens pada tahun 1678, cahaya dianggap sebagai satu aliran zarah-zarah atau disebut juga

Διαβάστε περισσότερα

STQS1124 STATISTIK II PERBANDINGAN KUALITI SOLAT DALAM KALANGAN PELAJAR KOLEJ IBRAHIM YAAKOB(KIY) DAN KOLEJ TUN HUSSEIN ONN(KTHO).

STQS1124 STATISTIK II PERBANDINGAN KUALITI SOLAT DALAM KALANGAN PELAJAR KOLEJ IBRAHIM YAAKOB(KIY) DAN KOLEJ TUN HUSSEIN ONN(KTHO). STQS114 STATISTIK II PERBANDINGAN KUALITI SOLAT DALAM KALANGAN PELAJAR KOLEJ IBRAHIM YAAKOB(KIY) DAN KOLEJ TUN HUSSEIN ONN(KTHO). DISEDIAKAN OLEH: AINUR JALALIA BINTI ABDUL RAHIM NUR DINAH BINTI ABDUL

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai. Varietas Anjasmoro

Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai. Varietas Anjasmoro Lampiran 1. Deskripsi varietas kedelai Varietas Anjasmoro Nama varietas Kategori SK : Anjasmoro : Varietas ungggul nasional (released variety) : 537/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober tahun 2001 Tahun

Διαβάστε περισσότερα

Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan

Tabel 1 Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan Rumus kandungan gula : Bks + K - Bk ------------------ x % Bs Keterangan : Bks = kertas saring. K = Kristal. Bk = kosong. Bs = sampel. Tabel Kombinasi perlakuan kompos, unsur kelumit, dan waktu penyemprotan

Διαβάστε περισσότερα

Pembinaan Homeomorfisma dari Sfera ke Elipsoid

Pembinaan Homeomorfisma dari Sfera ke Elipsoid Matematika, 003, Jilid 19, bil., hlm. 11 138 c Jabatan Matematik, UTM. Pembinaan Homeomorfisma dari Sfera ke Elipsoid Liau Lin Yun & Tahir Ahmad Jabatan Matematik, Fakulti Sains Universiti Teknologi Malasia

Διαβάστε περισσότερα

Nama Mahasiswa: Retno Palupi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS

Nama Mahasiswa: Retno Palupi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS Nama Mahasiswa: Retno Palupi 3110100130 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Ir. Heppy Kristijanto, MS Pendahuluan Metodologi Preliminary Desain Perencanaan Struktur Sekunder Perencanaan

Διαβάστε περισσότερα

KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH DUNIA MUZIK

KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH DUNIA MUZIK KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH DUNIA MUZIK TAHUN TIGA DOKUMEN STANDARD KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH (KSSR) MODUL TERAS TEMA DUNIA MUZIK TAHUN TIGA BAHAGIAN PEMBANGUNAN

Διαβάστε περισσότερα

ACCEPTANCE SAMPLING BAB 5

ACCEPTANCE SAMPLING BAB 5 ACCEPTANCE SAMPLING BAB 5 PENGENALAN Merupakan salah satu daripada SQC (statistical quality control) dimana sampel diambil secara rawak daripada lot dan keputusan samada untuk menerima atau menolak lot

Διαβάστε περισσότερα

ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1

ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1 MAKTAB RENDAH Add SAINS your company MARA BENTONG slogan Bab 1 ELEKTRIK KEMAHIRAN TEKNIKAL : BAB 1 LOGO Kandungan 1 Jenis Litar Elektrik 2 Meter Pelbagai 3 Unit Kawalan Utama 4 Kuasa Elektrik 1 1.1 Jenis

Διαβάστε περισσότερα

1 Bahan manakah yang TIDAK merupakan makromolekul (molekul raksasa)? 2 Bahan berikut merupakan oligomer bagi hasil pempolimeran etilena (etena).

1 Bahan manakah yang TIDAK merupakan makromolekul (molekul raksasa)? 2 Bahan berikut merupakan oligomer bagi hasil pempolimeran etilena (etena). ahagian 1 ahan manakah yang TIK merupakan makromolekul (molekul raksasa)? selulosa kanji getah asli garam biasa 2 ahan berikut merupakan oligomer bagi hasil pempolimeran etilena (etena). dekana sikloheksena

Διαβάστε περισσότερα

Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul

Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Dasar Penentuan Kandungan Pupuk Organik Granul Asumsi: a. Pengaplikasian POG pada budidaya tebu lahan kering dengan sistem tanam Double Row b. Luas lahan = 1 ha = 10000

Διαβάστε περισσότερα